Sabtu, 16 Februari 2013

Misteri Medusa

Dalam mitologi Yunani, Medusa (Bahasa Yunani: (Médousa), berarti"penjaga" atau "pelindung") adalah seorang wanita cantik dengan ular sebagai rambutnya. Siapapun yang menatap langsung pada matanya akanberubah menjadi batu. Medusa tewas di tangan Perseus, yang kemudian menggunakan kepalanya sebagai senjata sebelum diberikan kepada Athena untuk ditempatkan pada perisai Aigis Dalam mitologi Tiga Gorgon (Medusa, Stheno dan Euriale) adalah anak dari dewa laut kuno Forkis dan adiknya Keto. Stheno dan Euriale diceritakan sebagai makhluk abadi sedangkan Medusa tidak. Oleh karena itu, Medusa dapat dibunuh oleh Perseus. Medusa pada awalnya adalah seorang perawan cantik dan merupakan pendeta wanita di kuil milik Athena. Namun suatu ketika ia diperkosa oleh Poseidon di dalam kuil Athena. Hal ini membuat Athena marah, ia pun mengubah rambut Medusa menjadi ular dan mengutuk Medusa sehingga siapapun yang melihat matanya, akan menjadi batu.Kematian Medusa dibunuh oleh Perseus atas perintah Raja Polidektes dari Serifos yang meminta kepala Medusa sebagai hadiah. Dengan bantuan dari Athena dan Hermes, yang memberinya sandal bersayap, Helm gaib, pedang, dan perisai cermin, Perseus berhasil melaksanakan tugasnya. Perseus membunuh Medusa dengan cara melihat bayangan Medusa di cermin agar Medusa tidak mengubahnya jadi batu lalu Perseus memenggal kepala Medusa. Kemudian dua makhluk keluardari tubuh medusa : Pegasus dan Khrisaor. Selama beberapa waktu, Perseus menggunakan kepala Medusa sebagai senjata. Lalu kemudian kepala itu diserahkan kepada Athena untuk kemudian dipasang pada perisai Aigis

Minggu, 27 Januari 2013

Asal Mula Kanjeng Kyai Plered

Kala itu, kejayaan Majapahit pun mulai berangsur redup. Nun … di Katumenggungan Wilwatikta yang tenang dan damai, di pagi nan cerah itu, sang Tumenggung yang dikaruniai sepasang anak yang mulai beranjak dewasa, yakni Raden Sahid dan Dewi Rasa Wulan memanggil keduanya untuk menghadap. Setelah keduanya menghaturkan sembah bakti, sang Tumenggung pun berkata; “Sahid, sekarang engkau sudah dewasa. Mulai sekarang, engkau harus bersiap-siap untuk menggantikan bila aku sudah tak mampu lagi melaksanakannya.” “Sebelumnya, aku dan ibumu berharap agar engkau segera menikah. Katakanlah, gadis mana yang selama ini telah menjadi tambatan hatimu. Nanti aku yang akan melamarkan untukmu,” imbuhnya. Raden Sahid yang duduk bersila dengan takzim dan kepala menunduk sebagai tanda hormat kepada orang tua, hanya diam membisu. Hatinya benar-benar galau. Betapa tidak, sejatinya, di dalam hati ia menolak untuk segera menikah. Tapi apa daya, jika menolak, ia takut membuat kedua orang tuanya kecewa. Padahal dalam hati yang sangat dalam, beliau menggerutu, belum siap memikirkan tentang arti sebuah mahligai rumah tangga. Di tengah- tengah suasana yang mencekam itu, mendadak terdengar suara Tumenggung Wilwatikta memecah kesunyian; “Mengapa engkau diam Sahid?” “Apakah engkau menolak permintaanku?” Sambungnya cepat. “Ampun … ayahanda,” sahtu Raden Sahid dengan terbata-bata, “tak ada maksud hamba untuk menolaknya.” “Tetapi mengapa engkau diam dan tidak segera menjawab,” potong sang ayah dengan cepat. “Ampun … ayahanda,” jawab Raden sahid dengan santun, “sampai saat ini, hamba masih menimbang-nimbang, wanita mana yang tepat untuk menjadi menantu ayahanda.” Tumenggung Wilwatikta pun menarik napas lega, “Baiklah kalau begitu. Pertimbangkan dengan masak-masak, dan hati-hati dalam menentukan jodohmu.” Karena dianggap cukup, maka, Raden Sahid pun diperkenankan untuk undur diri. Dan kepada Dewi Rasa Wulan, sang ayah hanya berpesan agar dirinya bersiap-siap untuk menerima pinangan dari pemuda yang sudah ditetapkan kedua orang tuanya. Tanpa berani membantah, Rasa Wulan pun hanya diam … lalu, ia pun undur diri dari hadapan ayahandanya. Tidak seperti biasanya, keceriaan yang biasa diperlihatkan keduanya di kadipaten mendadak hilang. Hingga malam menjelang, Raden Sahid masih disungkupi kegelisahan. Bahkan, matanya pun tak bisa dipejamkan walau malam terus merangkak. Hatinya teramat sedih … “Untuk menghindar dari paksaan ayah, kiranya aku harus pergi dari sini,” demikian bisik hatinya. Dan benar, seiring dengan malam yang terus merangkak dan seisi katumenggungan sedang terbuai dalam mimpi indahnya masing- masing, diam-diam Raden Sahid pun ke luar dari kamarnya dan pergi …. Paginya, tatkala Dewi Rasa Wulan mengetahui bahwa kakaknya tak ada di kamarnya, sontak, hatinya pun khawatir. Dengan harap-harap cemas ia pun mencari sang kakak di berbagai penjuru katumenggungan. Tapi apa daya, sang kakak seolah lenyap bak ditelan bumi. Dewi Rasa Wulan pun yakin, sang kakak telah pergi meninggalkan katumenggungan tanpa meminta izin pada kedua orang tuanya. “Mengapa Kangmas Sahid tidak mengajakku,” bisik hati Rasa Wulan, “padahal aku juga bermaksud pergi agar terhindar dari paksaan ayah.” Dengan langkah gontai, Dewi Rasa Wulan pun masuk ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian dan langsung menyusul kakaknya. Waktu terus berlalu. Malamnya, barulah seisi katumenggungan heboh. Mereka baru sadar jika Raden Sahid dan Rasa Wulan telah pergi tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mendengar laporan bahwa kedua anaknya pergi, Tumenggung Wilatikta pun terkejut. Dengan cepat ia memerintahkan seluruh telik sandi katumenggungan untuk menelisik keberadaan kedua anaknya itu. Tapi apa daya, keduanya seolah lenyap ditelan bumi. Hari bergangti minggu dan minggu berganti bulan bahkan bulan bergantiu tahun, tapi, keberadaan keduanya tetap saja tidak terendus. Berbilang waktu, dalam pengembaraannya, Raden Sahid mengalami pahit dan getirnya penderitaan serta menghadapi berbagai macam cobaan hingga di kemudian hari ia dikenal sebagai sosok waliyullah yang sangat masyhur, Khanjeng Sunan Kalijaga — lewat bimbingan seorang Waliyulloh A’dzom Sunan Bonang, yang diteruskan kepada Sunan Gunung Jati, sampai pada akhirnya mendapat derajat kewalian secara sempurna lewat talqin Nabiyulloh Hidir AS, hingga akhirnya beliau diambil mantu dan dijadikan tangan kanan paling setia oleh Sunan Gunung Jati Cirebon. Tak jauh berbeda dengan sang kakak, di dalam pengembaraannya, setelah berbilang tahun tidak juga berhasil menemukan Raden Sahid, akhirnya, Dewi Rasa Wulan pun bertapa ngidang (bertapa seperti kijang, hidup bersama-sama kawanan kijang dan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kijang, termasuk memakan makanan yang biasa dimakan oleh kijang-Jw) di tengah hutan Glagahwangi (perbatasan Pasundan, Jawa Barat). Di dalam hutan nan lebat dan angker itu terdapat sebuah danau bernama Sendhang Beji, yang ditepiannya tumbuh dengan subur sebatang pohon besar yang batangnya menjorok dan menaungi permukaannya. Dan tak ada yang menyangka jika pada salah satu cabangnya yang menjorok ke atas permukaan Sendhang Beji itu terdapat seseorang yang sedang bertapa ngalong (bertapa seperti kalong, bergantungan pada cabang pohon-Jw). Ya … sosok linuwih itu tak lain adalah Syekh Maulana Mahgribi. Waktu terus berlalu. Dan pada suatu nan terik, Rasa Wulan pun mendatangi Sendhang Beji. Ia berniat ingin mandi, untuk menyegarkan badannya. Ia sama sekali tak tahu jika di atas permukaan air sendhang itu ada seorang laki-laki yang sedang bertapa — dan tanpa malu-malu Rasa Wulan pun membuka seluruh pakaian penutup tubuhnya. Dalam keadaan tanpa sehelai benang pun, dengan perlahan-lahan ia berjalan menghampiri danau dan mandi di Sendhang Beji. Kesejukan air danau membuat tubuhnya jadi terasa sangat nyaman. Sementara itu, Syekh Maulana Mahgribi yang sedang bertapa tepat di atas danau memandang kemolekan tubuh Rasa Wulan dengan penuh pesona. Melihat kecantikan dan kesintalan tubuhnya, sontak, birahi Syekh Maulana Mahgribi pun bangkit hingga meneteskan bibit hidup (sperma-Jw) dan jatuh tepat diatas tempat Rasa Wulan mandi. Karena peristiwa itu, maka, Rasa Wulan pun hamil. Akhirnya, Rasa Wulan pun tahu jika laki-laki yang bergantungan pada cabang pohon di atas danau itulah yang menyebabkan kehamilannya. “Mengapa engkau tega berbuat demikian?” Protes Rasa Wulan sambil menunjuk sengit ke arah Syekh Maulana Mahgribi. “Mengapa engkau menghamiliki?” Syekh Maulana Mahgribi hanya diam. Ia seakan tidak mendengar apa-apa. “Karena telah berbuat, maka, engkau harus bertanggung jawab!” Sergah Rasa Wulan semakin sengit. “Mengapa engkau menuduhku?” Tanya Syekh Maulana Mahgribi dengan sabar. “Lihat! Aku hamil,” sahut Rasa Wulan. “Engkau yakin jika aku yang menghamilimu?” Tanya Syekh Maulana Mahgribi meminta ketegasan. “Ya. Aku yakin!” Sahut Rasa Wulan tegas. “Karena di tempat ini tidak ada laki-laki lain, maka, engkaulah yang kutuduh menghamiliku,” imbuhnya dengan berapi-api. Untuk menghindarkan diri dari tuduhan itu, Syekh Maulana Mahgribi pun langsung mencabut kemaluannya — kemudian menyingkapkan sarungnya dan menunjukkan kepada Rasa Wulan bahwa ia tidak memiliki kemaluan. Syekh Maulana Mahgribi pun berujar, “Lihat, aku bukan laki-laki. Jadi mana mungkin aku menghamilimu.” “Bagaimana pun juga aku tetap menuduhmu yang menghamiliku” kata Rasa Wulan, “karena itu, engkau harus bertanggung jawab terhadap kehidupan bayi yang tengah kukandung ini.” “Aku yang harus bertanggung jawab?” Tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Ya. Engkau yang harus bertanggung jawab,” sahut Rasa Wulan, “mengasuh dan memeliharanya kelak setelah lahir.” Syekh Maulana Mahgribi tidak dapat mengelak. Dan pada waktunya, setelah anak yang dikandung oleh Rasa Wulan itu lahir, maka, si jabang bayi pun yang diberi nama Kidang Telangkas pun diserahkan kepada Syekh Maulana Mahgribi. Kelak dikemudian hari, secara turun temurun, keturunan Kidang Telangkas menjadi raja di tanah Jawa. Kembali ke perdebatan sengit antara Dewi Rasa Wulan dengan Syekh Maulana Maghribi, saat itu, ternyata kemaluannya yang dicabut berubah wujud menjadi sebilah mata tombak — yang akhirnya menjadi “sipat kandel” (senjata andalan) dari raja- raja Jawa. Dan tombak itu dinamakan Khanjeng Kyai Plered. Saat ini Khanjeng Kyai Plered itu merupakan salah satu dari senjata pusaka Keraton Yogyakarta. Namun dalam perdebatan lain, tombak Khanjeng Plered, yang asli telah raib dan dimiliki oleh seorang Waliyulloh Kamil, yang turun temurun selalu dijaga dan dirawat secara baik, sebab hal semacam ini sudah menjadi ilmu Waris bagi ahli generasi sesama Waliyulloh “Di mana hak yang terlahir dari seorang waliyulloh, maka, akan kembali kepada hak sederajat lainnya” Juga seperti maqolahnya Rosululloh SAW: “Sesungguhnya hak warisku akan terpenuhi oleh keturunanku kelak, dan tiada kuberikan pengganti kecuali yang memahamiku, maka sambutlah pemberianku hingga kamu menggantikanku” “Setiap yang aku miliki (sisa peninggalan hidup) adalah bagian wujud kasar yang tiada berarti dan hakikat sebenarnya adalah kembali ke yang punya, maka peliharalah apa yang menjadi izin langsungku hingga kau menikmati dengan apa yang sesungguhnya kau pahami ” Majalahmisteri.net

Golok Pusaka Langlangbuana

Warga Jawa Barat, masyarakat Pasundan khususnya, selama ini mungkin banyak mendengar cerita tentang adanya harimau gaib yang diyakini sebagai wujud penjelmaan dari Prabu Siliwangi. Harimau gaib ini digambarkan sebagai hewan berbulu loreng, atau ada juga yang mengatakan berbulu putih dan disebut sebagai Lodaya. Disamping harimau loreng dan Lodaya, yang diyakini sebagai jelmaan Prabu Siliwangi dan para pengikut setianya, sesungguhnya masih ada jenis harimau gaib lainnya, yakni harimau yang berbulu hitam pekat. Nah, jenis harimau hitam inilah yang mungkin masih kurang diketahui seperti apa asal- usulnya. Meski terkesan musykil, namun bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di daerah pinggiran, masih meyakini kalau kesemua jenis harimau gaib tersebut hingga kini masih ada dan kerap menampakkan wujudnya di tempat-tempat tertentu. Fenomena itu utamanya kerap terjadi di sekitar Leuweung Sancang, Garut Selatan. Menurut cerita, di Leuweung Sancang inilah Prabu Siliwangi bersama para pengikut setianya memutuskan jalan gaib dengan cara ngahyang atau moksa. Lantas, bagaimana asal-usul harimau hitam dari Pajajaran itu? Menurut informasi yang Misteri terima, sosok harimau hitam yang kini dijadikan lambang kesatuan kepolisian daerah di Jawa Barat ini tidak lain mulanya berasal dari salah seorang tokoh pengabdi setia di Pajajaran. Saat Prabu Siliwangi berkuasa, sang tokoh mendapat kepercayaan jabatan sebagai pejabat tinggi keamanan, atau setara dengan Panglima Polri pada saat sekarang. Dialah petinggi polisi pertama yang sempat diangkat dilingkungan Kerajaan Pajajaran. Tokoh dimaksud tak lain adalah yang namanya populer dengan sebutan Eyang Langlangbuana. Dia pertama kali ditunjuk sebagai pengabdi polisi di lingkungan kerajaan pada 1515, dan bersamanya sempat pula ditunjuk dua orang ajudannya, yaitu yang bernama Eyang Jagariksa dan Eyang Jagapirusa. Disebutkan, ketiga tokoh inilah yang bertanggungjawab terhadap keamanan di lingkungan dalam kerajaan. Mereka juga memiliki pos pusat di Pakuan, juga sejumlah pos- pos jaga di kawasan Sukadana, Cibitu dan Cianjur. Eyang Langlangbuana, atau yang dikenal pula sebagai Eyang Jagaraksa atau Jagasatru, menurut sejarah, sebenarnya bukanlah orang Pajajaran asli. Dia adalah pengembara yang berasal dari Kerajaan Bugis, Makasar. Kemudian dia menikah dengan wanita di Pajajaran. Sebelum singgah di Pajajaran, Eyang Langlangbuana sempat pula mengembara ke belahan bumi lain. Seperti ke Tanah Arab yang lamanya 77 tahun, dan terakhir ke Tanah Jawa, atau dalam hal ini adalah Pajajaran. Seperti diceritakan, Prabu Siliwangi dan segenap pengikut setianya akhirnya sepakat memilih jalan gaib untuk mati secara moksa. Sementara. saat mendapati tekanan berat dari pihak musuh, Eyang Langlangbuana memilih jalan akhirnya sendiri, yaitu meninggal secara wajar. Menurut sebuah sumber, makam Eyang Langlangbuana berada di kawasan Cibule, di kaki Gunung Pangrango, Cianjur. Sudah barang tentu, Eyang Langlangbuana termasuk leluhur yang memiliki jasa besar bagi Pajajaran. Makamnya kini sangat dikeramatkan. “Namun, untuk dapat mencapainya, boleh dikata tidaklah gampang. Sebab, disamping lokasinya yang berada di kedalaman hutan yang rimbun, juga untuk tiba di sana kita pun harus siap berjalan jongkok dan merayap, dikarenakan makam itu terkurung oleh pohon- pohon yang besar,” tegas sumber Misteri yang enggan disebutkan namanya. Sementara, berkaitan dengan cerita keleluhuran Eyang Langlangbuana yang nama besarnya kini diabadikan sebagai simbol kesatuan kepolisian Jawa Barat, terungkap sebuah informasi kalau ternyata senjata pusakanya adalah sebilah golok yang panjangnya sekitar satu meter. Pusaka ini sekarang berada di tangan seorang kolektor di Bandung. Karena bahannya yang bukan sembarangan, pusaka Eyang Langlangbuana tersebut diyakini menyimpan tuah tertentu. Menurut sang pemilik, banyak kalangan yang berhasrat untuk dapat memilikinya. “Golok ini berkhodam seekor harimau gaib berbulu hitam, jelmaan dari Eyang Langlangbuana. Golok ini merupakan perangkat beladiri yang sangat ringan untuk dimainkan. Sehingga, banyaknya pihak yang berminat,” kata sang pemilik yang juga enggan disebut identitasnya. Menurut pengakuannya, golok yang bergagang berupa ukiran kepala harimau hitam itu adalah benar- benar asli. Benda tersebut merupakan warisan dari para leluhurnya yang sempat mendalami dan menyusuri sejarah Pajajaran. ? majalah-misteri-net

MARSHANDA KETULUSAN HATI



Download MARSHANDA KETULUSAN HATI

Pocong Minta Kawin

Sutradara Chiska Doppert Produser Harry Dagoe Suharyadi Pemeran Julia Perez Vicky Nitinegoro Bolot Mpok Atiek Bobby Maulana Dhawan Khai Christopher Boy Idrus Chika Waode Dithra MiervaPutri Distribusi Harry Dagoe Suharyadi in Happy Together Pictures Tanggal rilis 13 Oktober 2011 Negara Indonesia Pocong Minta Kawin adalah film horor / komedi Indonesia yang dirilis pada 13 Oktober 2011 dengan disutradarai oleh Chiska Doppert yang dibintangi oleh Julia Perez dan Vicky Nitinegoro . Sinopsis Di sebuah rusun pinggiran Jakarta, Ningsih (Chika Waode) senang karena akan nikah dengan Hamid (Jimmy). Ternyata Hamid tidak kunjung datang sehingga pernikahan batal. Ningsih berniat bunuh diri dengan loncat dari lantai atas rusun. Yuli Gaga (Julia Perez) yang melihat Ningsih, terkejut dan langsung berteriak memanggil Ningsih. Ningsih kaget dan tergelincir jatuh dari lantai atas rusun dan meninggal. Empat mahasiswa, Aldi (Vicky Nitinegoro), Justin (Christopher), Ragil (Dhawan Khai), Amir (Bobby Maulana) menyewa rusun bekas tempat Ningsih dengan harga murah. Mereka menemukan benda-benda pribadi Ningsih yang tertinggal dan ketika mereka melihat foto Ningsih mereka langsung mencelanya karena wajah Ningsih yang tak cantik dan giginya tonggos. Arwah Ningsih tidak terima, kemudian menghantui mereka. Arwah Ningsih muncul dalam bentuk pocong. Segala cara mereka lakukan untuk mengusir pocong Ningsihtapi tidak berhasil Akhirnya mereka memutuskan membawadukun untuk mengusir pocong Ningsih. Dukun (Mpok Atiek) memanggil arwah Ningsih yang akhirnya datang merasuki tubuh Aldi. Arwah Ningsih ternyata ingin dibawa ke tempat Hamid dan meminta penjelasan kenapa Hamid tidak datang pada hari pernikahan mereka. Hamid mengaku tidak datang karena baru melihat wajah asli Ningsih sebelum acara pernikahan. Sebelumnya mereka hanya berhubungan lewat Facebook. Hamid merasa bersalah setelah Aldi dan kawan-kawan menjelaskan apa yang terjadi dengan Ningsih, dan dia langsung ikut dengan mereka ke makam Ningsih.

Lancang Kuning

Hatta, bermula dari sebuah kerajaan besar yang berpusat di Bukit Batu, Bengkalis. Kebesaran dan kejayaan panji-panji kerajaan tersebut adalah berkat kerja keras serta kejujuran dan kecintaannya kepada seluruh rakyat yang dipegang oleh Datuk Laksamana Perkasa Alam yang dibantu dengan dua orang kepercayaannya. Panglima Umar dan Panglima Hasan. Senyampang dengan perjalanan sang waktu, pada suatu ketika, dengan santun dan penuh hormat, Panglima Umar menyampaikan isi hatinya kepada Datuk Laksamana Perkasa Alamuntuk menyunting Zubaidah, si bunga negeri. Sambil tersenyum, Datuk Laksamana pun memberikan restu. Karena mengingat jasa-jasa Panglima Umar yang selama ini telah mengabdikan dirinya pada kerajaan dengan tanpa cacat maka, Datuk Laksamana bertekad akan menggelar perhelatan besar-besaranpada waktu pernikahan tersebut. Alih-alih ikut berbahagia atas pernikahan sahabatnya, perhelatan besar itu membuat Panglima Hasan yang selama ini diam-diam menyimpan perasaan yang sama pada Zubaidah menjadi terbakar oleh dendam. Siasat busuk pun langsung disusun. Dengan licik, Panglima Hasan mendatangi rumah salah seorang bomoh (dukun, peramal-pen) kerajaan yang bernama Domo untuk menyampaikan mimpinya kepada Datuk Laksamana agar membuat Lancang Kuning (perahu, kapal-pen) untuk mengamankan seluruh perairandari lanun. Mengingat kerajaannya memiliki perairan yang demikian luas, Datuk Laksamana pun langsung setuju dan memerintahkan agar Lancang Kuning segera dibuat. Waktu terus saja berlalu, menjelang Lancang Kuning usai dibuat, mendadak tersiar kabar bahwa Bathin Sanggoro, melarang keras para nelayan Bukit Batu untuk mencari ikan di wilayah kekuasaannya, Tanjung Jati. Datuk Laksmana pun langsung memerintahkan Panglima Umar yang sebenarnya ingin mendampingi sang istri saat melahirkan anak pertamanya, akhirnya memutuskan untuk berangkat. Setelah mengarungi lautan selama beberapa hari, akhirnya, Panglima Umar beserta pasukan pilihannya menapakkan kaki mereka di Tanjung Jati. Ketika kabar ituditanyakan kepada Bathin Sanggoro, dengan cepatlelaki bertubuh kekar itu menyahut; “Tak ada niatan atau kata-kata terlontar yang menyatakan hamba melarang nelayan Bukit Batu untuk mencari ikan di Tanjung Jati”. Kata-kata itu membuat Panglima Umarharus berpikir keras untuk mengurai makna yang terkandung di dalamnya. Ketika akan pulang, Bathin Sanggoro pun berbisik; “Panglima, tolong selidiki dari mana asal muasalnya berita tersebut”. Dalam perjalanan pulang, Panglima Umar langsung berkeliling untuk mencari si pembuat berita bohong tersebut. Dan tak terasa, sebulan sudah ia dan pasukan pilihannya melanglangbuana. Ketika malam purnama penuh, nun jauh di sana, semua penduduk dan pemuka kerajaan Bukit Batu berbanjar dengan tertib di tepi laut untuk menyaksikan peluncuran Lancang Kuning. Semua bergembira, kecuali, Zubaidah yang dengan setia menanti suaminya yang belum juga kembali dari menunaikan tugasnya. Sementara itu, beragam keperluan yang berhubungan dengan peluncuran Lancang Kuning telah disiapkan dengan saksama. Upacara yang dimulai dengantepung tawar pada dinding Lancang Kuning yang dilakukan oleh Datuk Laksamana dan dilanjutkan oleh Panglima Hasan lalu pengasapan akhirnya, semua yanghadir diminta untuk berdiri di sampingLancang Kuning. Berbarengan dengan ingarnya bebunyian yang ditabuh, maka, semuayang memegang dinding Lancang Kuning diminta untuk mendorongnya ke laut lepas. Tetapi apa daya, walau dilkakukan berkali-kali, tetapi, Lancang Kuning takjuga bergeming dari tempatnya. Dengan muka merah padam, Bomoh Domo datang bersembah pada Datuk Laksamana sambil berbisik; “Ampunkan hamba tuanku, Lancang Kuning ternyata meminta korban perempuan hamil sulung”. Setelah termenung beberapa saat, akhirnya, terdengar suara lantang Datuk Laksamana; “Peluncuran Lancang Kuning ditunda sampai datang waktu yang tepat!” Semua yang hadir, termasuk para pemuka kerajaan pun dengan tertib kembali ke rumahnya masing-masing. Alih-alih kembali, Panglima Hasan yang sudah dirasuk rindu dendam malahan menemui Zubaidah. Perempuan yang waktu itu sedang merenung terkejut dan langsung bertanya; “Mengapa engkau kembali lagi Panglima Hasan?” Jangankan menjawab, Panglima Hasan malahan balik bertanya dan merayu Zubaidah; “Apa yang kau tunggu danharapkan Zubaidah. Panglima Umar takmungkin pulang lagi, biarkanlah aku yang menjadi ayah dari anak yang tengah kau kandung itu”. Zubaidah pun marah dan langsung menyergah; “Cis … tak sudi aku menjadi istri dari seorang pengkhianat!” “Jika engkau masih menolak, maka, tubuhmu akan kujadikan gilingan Lancang Kuning yang akan diluncurkan ke laut”, sahut Panglima Hasan tak kalah sengit sambil memberikan tanda kepada beberapa begundal setianya. Apa daya tenaga seorang wanita yang tengah hamil tua. Dengan mata tertutup, Panglima Hasan langsung mendorong tubuh Zubaidah ke bawah Lancang Kuning dan memerintahkan para begundalnyauntuk mendorong perahu besar tersebut ke laut lepas. Ajaib … walau hanya didorong oleh beberapa orang saja, Lancang Kuning berhasil masuk ke lautlepas dengan meninggalkan tubuh Zubaidah yang berserakan di tepian pantai. Berbarengan dengan lunas Lancang Kuning menyentuh air laut, cuaca yangbsemula benderang sontak berubah. Hujan mendadak turun bak ditumpahkan darilangit disertai dengan petir yang berlompatan dan angin yang menderu.Sementara itu, Panglima Umar mulai merapat ke Pelabuhan Bukit Batu. Tanpa berlama-lama, Panglima Umar pun segera melangkah pulang untuk menemui istrinya. Jangankan melontarkan kata ungkapan pelepas rindu, yang didapati hanyalah rumah kosong belaka. “Jangan-jangan Zubaidah menantiku di pelabuhan”, demikian bisik hati Panglima Umar yang langsung melangkah menuruti kata hatinya. Tak lama kemudian ia bertemu dengan Panglima Hasan yang menceritakan bahwa Zubaidah telah dijadikan gilingan Lancang Kuning olehDatuk Laksamana. Tanpa banyak tanya, Panglima Umar langsung ke tepian pantai yang menjadi tempat peluncuran Lancang Kuning. Ya … dengan perasaan tak menentu ia melihat serakan daging dan tulang sang istri tercinta. Disapunya darah yang belum sempat mengering di tanah dan diusapkannya ke wajahnya sambil berkata dengan lantang; “Aku akan membuat perhitungan pada Datuk Laksamana!” Belum lama melangkah, Panglima Umar melihat Datuk Laksamana berjalan ke arahnya. Tanpa banyak tanya, Panglima Umar yang sudah dirasuki dendam langsung menghujamkan pedangnya ke perut Datuk Laksamana yang langsung tewas seketika. Pada helaan napas yang ketiga, datang Pawang Domo yang menceritakan kejadian sebenarnya. Bergegas Panglima Umar pun langsung mencari musuhnya, PanglimamHasan. Dari kejauhan, tampak Panglima Hasan telah bersiap-siap untuk melarikan diri dengan menggunakan Lancang Kuning. Tetapi sayang, belum tali tambat terlepas, Panglima Umar telah berhasil mendekati dan berkata dengan lantang sambil menghunus pedangnya; “Malam ini, siapa di antara kita yang akan mati dengan disaksikan oleh seluruh penduduk negeri!” Saling serang pun terjadi hingga akhirnya bagian perut dan dada Panglima Hasan berhasil tergores dengan dalam oleh pedang Panglima Umar. Perlahan, tubuh itu mulai lunglai, berlutut dan akhirnya terjatuh ke laut lepas. “Aku tak mungkin kembali ke Bukit Batu karena telah membunuh Datuk Laksamana akibat fitnah keji Panglima Hasan yang juga baru saja kubunuh … karena itu, aku akan pergi selama-lamanya dengan menggunakan Lancang Kuning!”, demikian kata Panglima Umar dari atas Lancang Kuning yang mulai bergerak perlahan ke tengah laut. Menurut tutur, ketika sampai di Tanjung Jati, Lancang Kuning disapu oleh angin puting beliung hingga karam. Panglima Umar dan Lancang Kuniung terkubur di tengah laut, sementara, kerajaan BukitBatu pun mulai mundur dan akhirnya hilang ditelan zaman kecuali beberapa keluarga saja. SUMBER di Majalah Misteri edisi 544

Petualangan ke Puncak Para Dewa

Bait demi bait lagi ”Mahameru” Dewa 19 lamat-lamat mengiang di telinga saat packing perbekalan di DesaRanupani. Desa yang berketinggian 2.200 mdpl ini memiliki suhu yang sangat dingin. Menurut penduduk setempat, suhu di tempat ini bisa mencapai minus 2 derajat celcius pada pagi hari. Ranupani merupakan pintu rimba menuju Gunung Semeru, selain jalur Perkebunan Teh Kertowono, Lumajang, yang jarang dilalui. Para pendaki yang ingin merasakan segarnya alam Gunung Semeru biasanya memulai pendakian dari Ranupani menuju Ranu Kumbolo melalui Watu Rejeng. Rombongan dari komunitas Pangrango yang berjumlah 27 orang, termasuk Misteri di dalamnya, saat itu terpisah menjadi dua. Rombongan pertama yang berangkat pukul 4 sore memilih untuk melalui jalur Gunung Ayek-Ayek. Jalur’potong kompas’ ini jauh lebih curam dan menanjak dibanding jalur Watu Rejeng yang memang jauh dan melipir banyak bukit. Waktu yang ditempuh untuk sampai Ranu Kumbololewat Gunung Ayek-Ayek hanya berkisar 2,5 jam. Bandingkan dengan jalur Watu Rejeng yang bisa memakan waktu hingga 4 jam. Rombongan kedua yang berangakat pukul 8 malammemilih jalur normal, yaitu Watu Rejeng. Tak salah jika ada yang mengatakan bahwa satu jam pertama merupakan salah satu yang terberat dalam pendakian. Kemampuan fisik masih dalam tahap adaptasi. Nafas memburu tak teratur, langkah kaki pun belum stabil. Memasuki satu jam berikutnya, barulah kondisi mulai membaik. Jalur menuju Ranu Kumbolo via Watu Rejeng cukup jelas dan landai.Menyusuri lereng perbukitan, dengan kondisi kanan bukit dan kiri jurang. Sekalipun cukup mudah, banyaknya pohon tumbang dan ranting-ranting yang menghalang jalur membuat pendaki harus hati-hati dalam melangkah. Syukurlah malam itu bulanbercayaha begitu terang sehingga sangat membantu menerangi jalan setapak. Sekitar 5 kilometer perjalanan,sampailah kami di Pos Watu Rejeng. Di tempat ini terlihat tebing batu yang sangat kokoh dan menawan. Sementara di sisi kiri terhampar begituindah bukit-bukit dan lembah yang ditumbuhi cemara. Sinar purnama membuat panorama malam itu benar-benar mengagumkan. Memasuki tengah malam, sebuah lembah yang tertutup kabut tebal terlihat di bawah sana. Itulah Ranu Kumbolo, danau cantik di antara lembah yang selalu berselimut kabut. Kendati telah terlihat, untuk menuju danau itu ternyata masih cukup jauh. Suhu yangkian dingin membuat tubuh tak kuat berlama-lama dalam diam. Kaki pun mengayuh lebih cepat menuruni bukit,memapas kabut menuju Ranu Kumbolo. Di ketinggian 2.390 mdpl dengan luas sekitar 8 ha. Ranu Kumbolo memang nampak sangat indah. Airnya yang bersih membuat danau ini menjadi sumber minum para pendaki. Ikannya pun cukup banyak, tampaknya menyenangkan sekali memancing di tempat ini. Pada pagi hari jika cuaca cerah pemandangan danau ini sungguh tak henti-hentinya menuai decak kagum. Terkadang muncul barisan burung belibis di permukaan airnya yang kian menambah damai suasana. Namun hampir sepanjang hari Ranu Kumbolo selalu berselimut kabut. Hal ini membuat suhu di wilayah ini begitu dingin menusuk tulang. Di pagi hari suhunya bisa mencapai minus enam dejarat celcius membuat embun membeku menjadi es. Malam itu kobaran api unggun di tepi Ranu Kumbolo benar-benar membuat tubuhhangat. Terasa nyaman sekali duduk santai sambil bercengkerama di tempat ini. Apalagi ditambah dengan segelas susu hangat dan makanan ringan. Canda tawa pun terlontar di tengah dinginnya selimut kabut Ranu Kumbolo. Kaki-kaki yang sudah berjalan kurang lebih 4 jam kami luruskan, tubuh pun beristirahat. Beberapa tenda telah terpasang, sebagian dari rombongan memutuskan untuk stay dan bermalam di tepi danau. Tak terasa waktu telah menunjuk pukul dua dinihari. Saatnya pendakian dilanjutkan. Tujuan berikutnya adalah Pos Kalimati. Dan untuk menuju ke tempat ini, perkiraan waktu tempuh adalah 2,5 jam. Cahaya senter mulai menyala, berusaha menembus kegelapan. Kabut yang menyungkupi danau dan sekitarnya menyebabkan jarak pandang terbatas. Jalur pendakian pun menjadi cukup sukar ditemukan, termasuk jalur menuju tanjakan yang terkenal itu. Ya, Tanjakan Cinta! Tanjakan cinta merupakan jalur menanjak yang terlampau tinggi menuju sebuah puncak bukit. Konon, siapa saja yang berhasil mendaki tanjakan ini tanpa berhenti dan menoleh ke belakang, maka segala permohonannya mengenai percintaan akan terpenuhi. Sekalipun terlihat tak terlampau jauh dan tinggi, namun mendaki Tanjakan Cinta tanpa berhenti rasanya teramat sukar. Langkah kaki pastinya akan memberat karena kelelahan, nafaspun pasti memburu. Lagi pula leher rasanya juga selalu ingin menoleh ke belakang, menyaksikan Ranu Kumbolo yang begitu indah. Tiba di Tanjakan Cinta, terlihat di hadapan sebuah pemandangan yang lagi-lagi membuat hati semakin berdesir. Ya, sebuah padang savana luas yang dikelilingi perbukitan, dinamakan Oro-Oro Ombo. Padang rumput mirip sebuah mangkokberisikan hamparan rumput berwarna kekuning-kuningan. Namun pada musim-musim tertentu, rumput-rumput ini seringkali terbakar. Menyusuri jalan setapak di lereng bukitsambil menikmati panorama Oro-oro Ombo di bawah sinar purnama adalah salah satu peristiwa yang paling menarik dalam pendakian ini. Setengahjam berselang, langkah kaki mulai memasuki Cemoro Kandang, sebuah hutan cemara setelah Oro-Oro Ombo. Wilayah Cemoro Kandang juga memilikijalur lumayan landai, sesekali sedikit menanjak dan menurun. Tak berapa lama kemudian terlihat area yang terbuka lagi inilah Pos Jambangan. Pos ini merupakan padang rumput yang banyak ditumbuhi Edelweiss, tumbuhan mentigi dan cemara. Jika cuaca cerah di pagi hari, tempat ini merupakan salah satu spot terbaik untuk melihat Mahameru yang menjulang gagah. Setelah melalui sebuah hutan, maka jalur mulai menurun menuju satu lagi padang rumput yang sangat indah, Pos Kalimati. Kalimati biasanya digunakan sebagai camp terakhir sebelum mendaki puncak Mahameru. Sekitar 500 meter dari tempat ini terdapat mata air bernama Sumber Mani. Terdapat juga pondok yang bisa melindungi pandaki dari sapuan angin.Cahaya purnama yang bersinar terang membuat wilayah Kalimati menjelang pagi buta begitu memesona. Tak lama kemudian pagi menjelang. Jarum jam sudah merapat di angka 4.30. Pantas saja udara terasa sangat dingin membeku. Sebagian rombongan pun memutuskan untuk mengakhiri perjalanannya di Kalimati. Tepat di hadapan kami berdiri gagah sang Mahameru dengan lereng berpasirnya yang menggetarkan. Di atas sana, di bawah vegetasi antara pepohonan danpasir, terlihat kerlap-kerlip cahaya senter. Pertanda sudah ada tim yang berangkat menuju puncak. Di jam-jam seperti ini, posisi pendaki idealnya memang telah berada di pasir terjal itu. Agar mendapatkan cuaca cerah sekaligus mengejar sunrise ke puncak Mahameru. Hanya 10 menit kami istirahat di Kalimati. Perjalanan dilanjutkan dengan membawa perbekalan seadanya. Makanan ringan, sebotol air mineral, jaket tebal, raincoat, dan kamera tentunya. Track dari Kalimati menuju puncak Mahameru tentu saja terjal dan menanjak. Segenap kekuatan fisik dan semangat pun dikerahkan demi menaiki setiap tanjakan yang ada. Satujam mendaki, cuaca mulai berubah. Garis kekuningan dari arah timur mulaitampak. Pertanda sang surya mulai terbit menerangi bumi. Tiba-tiba dari arah puncak terlihat kepulan asap membumbung tinggi. Tak seperti biasanya, letusan yang kini lebih besar,gumpalan asapnya jauh lebih banyak. Sekilas muncul rasa takut kalau-kalau awan panasnya akan turun ke arah jalur pendakian. Niat pun kembali dikuatkan. ”Puncak bukanlah segalanya, yang terpenting adalah prosesnya,” sebuah kalimat singkat bersuara dalam batin Misteri, meneguhkan hati untuk terus melangkah dan menikmati perjalanan. Sekitar pukul enam pagi, kaki-kaki yang tersisa menjejak Arcopodo. SelainKalimati, tempat ini juga sering digunakan pendaki sebagai camp terakhir menuju puncak. Tentu saja jarak menuju puncak lebih pendek bila dibandingkan harus mendaki dari Kalimati. Arcopodo terletak pada ketinggian 2.900 mdpl. Dinamakan Arcopodo karena dulu ada dua buah arca, Ganesha dan Dewa Wisnu. Namun arca-arca itu kini telah hilang. Terdapat beberapa tanah landai di Arcopodo yang cukup ideal untuk mendirikan tenda. Namun kondisi tanah Arcopodo tak begitu stabil dan sering longsor. Juga banyak pasir dan debu berterbangan yang mengganggu pernafasan. Sekitar 10 menit selepas Arcopodo terlihat banyak batu nisan dan batu peringatan bagi yang meninggal di Gunung Semeru. Sesaat mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam melangkah dan bersikap. Jalur yang ditempuh kali ini jauh lebih curam dari sebelumnya, jurang menganga di kiri dan kanan. Tanah yang dipijak pun mudah sekali longsor.Begitu sampai di batas vegetasi, jalur pun kian terjal dengan sudut kemiringan hingga 60 derajat. Langkahkaki terseok, dua langkah naik, satu langkah merosot. Bahkan hanya sekali melangkah, bisa merosot jauh ke bawah. Lereng pasir Mahameru benar-benar menguras fisik dan mental. Ada sebuah pohon Cemara yang berdiri sendiri di antara pasir dan batu kerikil, namanya Cemoro Tunggal. Dari tempatini, pemandangan sudah begitu indah menakjubkan. Jalur pendakian yang dilewati semalam terlihat jauh di bawah. Padang rumput Oro-Oro Ombo,Jambangan, dan Kalimati nampak begitu memesona. Hanya semangat dan asa yang membuat kaki masih bisamelangkah saat itu. Runtuhnya bebatuan yang diinjak dan dipegang sungguh membuat fisik drop. Embusanangin kencang menerpa tubuh, menerbangkan pasir ke udara. Dinginnya merasuk lewat telinga, membekukan pipi dan bibir. Sesaat menggoyangkan semangat untuk terus menggapai puncak. ”500 meter– Puncak Mahameru”. Hmm, papan petunjuk itu sudah terlewati satu jam silam. Namun puncak rasanya tak kunjung mendekat. Karena kelelahan kami putuskan untuk istirahat. Di timur terlihat pegunungan Argopuro dan Gunung Raung. Di barat berdiri megah Gunung Arjuno dan Welirang. Di barat tampak lautan pasir dan pegunungan Bromo. Perlahan tapi pasti pemandangan menakjubkan itu tertutup awan. Kabut pun tiba-tiba naik menyapu lereng pasir Semeru. Taktampak apa-apa lagi kini. Hanya kabut, pasir, dan kerikil. Saatnya bergegas menuju puncak. Hari menjelang siang saat menginjakkan kaki di puncak Mahameru. Segenap rasa syukur adalah yang pertama kali teringat ketika mampu berpijak di ketinggian 3.676 mdpl, puncak tertinggi Pulau Jawa ini. Puncak yang diyakini masyarakat Hindu sebagai singgasana para dewa. Kawah Jonggring Salokoyang biasanya meletupkan asap sekitar 20 menit sekali tampak tenang. Akhir-akhir ini dia memang seperti tertidur. Penduduk Ranupani menuturkan jika Mahameru meletup rata-rata hanya sekali sehari dalam satu bulan terakhir. Dua bendera merah putih yang telah robek berkibar gagah.Menggugah rasa patriotisme dan kebanggaan sebagai anak negeri. Berdekatan dengan itu, terdapat batu peringatan Sok Hok Gie dan Idhan Lubis yang meninggal di tempat ini akibat menghirup gas beracun 38 tahun silam. Ya, kami pun harus cepat-cepat turun. Karena laju angin yang membawa wedus gembel (awan panas) dan gas beracun dari kawah Jonggring Saloko selepas siang hari akan mengarah ke puncak dan jalur pendakian. Perjalanan turun dari puncak menuju Cemoro Tunggal hingga batas vegetasi menempuh jarak yang sangat cepat. Kami berlari-lari menuruni lereng pasiryang terjal seperti bermain ski. Jalur pasir yang tadinya begitu berat ini menjelma menjadi sangat menyenangkan saat turun. Tentunya harus hati-hati dalam memilih jalur jika tak ingin tersesat atau terlempar ke jurang. Tidak lebih 60 menit, kami telah melewati batas vegetasi. Kondisi fisik yang menurun membuat kaki menjadi lemah saat berpijak turun. Kurang dari dua jam kemudian, sampailah di Pos Kalimati. Usai istirahat dan bersantap siang di dalam pondok, perjalanan dilanjutkan.Trekking dari Kalimati menuju Ranu Kombolo menjadi sangat membahagiakan hati karena terus menerus disuguhkan pemandangan alam yang sukar ditandingi keindahannya. Bunga-bunga Edelweiss tampak baru mekar menguning, cantik sekali. Tiba di Ranu Kumbolo, hari telah beranjak sore. Mudah ditebak, danau ini tetap dalam selimut kabutnya. Matahari lamban laun lenyap, bulan pun tak kunjung datang. Cuaca malam itu jauh lebih gelap dari malam sebelumnya. Perjalanan terus menyusuri perbukitan dari Ranu Kumbolo menuju Ranupani.Akhirnya mendekati pukul delapan malam, kami pun tiba kembali didesa Ranupani. Petualangan ini memang harus berakhir, namun kenangannya akan tetap terlukis dalam jiwa yang tak berkesudahan. Seabadi puncak para dewa. Foto-foto: Itong R. Hariadi & Herman Tanjung BOKS I: MAHAMERU BAPAKNYA GUNUNG AGUNG Gunung Semeru sering disebut Mahameru. Dia adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa, 3.676 meterdpl (diatas permukan laut). Terletak diantara wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan lokasi geografi antara 8 derajat celcius 06 LS den 120 derakat celcius 55’ BT. Semeru termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam kaldera Tengger, antara lain Gunung Bromo (2.392m), Gunung Batok (2.470m), Gunung Kursi (2.581m), Gunung Watangan (2.662m), dan Gunung Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu), yaitu Ranupani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, dan Ranu Darungan. Secara umum iklim di wilayah Gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm – 5.498mm per tahun dengan musim hujan jatuh pada bulan November – April. Suhu rata-rata berkisar antara 3 derajat celcius hingga 8 derajat celcius dibawah nol pada malam dan dini hari. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan es dan salju kecil. Semeru memiliki ragam jenis flora, didominasi pohon cemara, akasia, pinus, anggrek endernik, jenis jamuju, kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong, dan Edelweiss putih. Sedangkanfauinayang menghuni adalah Macam Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, Belibis dan lainnya. Puncak Mahameru dipercayai masyarakat Hindu sebagai singgasana para dewa, serta sarana penghubung antara bumi (manusia) dan Kayangan. Menurut orang Bali, Mahameru dipercayai sebagai BapakGunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada dewa-dewa Mahameru dilakukan oleh orang Bali setiap 8-12 tahun sekali. Hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari Gunung Mahameru. BOKS II: KEANGKERAN ORO-ORO OMBO Konon, gunung tertinggi diPulau Jawa ini dipercaya sebagai sentral kekuatan gaib di tanah Jawa. Hampir seluruh kerajaan gaib yangberada di kawasan ini pusatnya terletak di Gunung Semeru. Tak heran, jikamulai kaki hingga puncaknya, gunung ini dikenal angker. Gunung ini juga kerap meminta tumbal. Tak sedikit para pendaki yang hilang misterius saat hendak menaklukkan puncaknya. Beberapa pesawat terbang juga ikut raib saat melintas di atasnya. Dan,hingga kini tidak pernah ada kabar beritanya. Salah satu kawasan yang dikenal angker di Gunung Semeruadalah Oro-Oro Ombo. Padang rumput mirip sebuah mangkok berisikan hamparan rumput ini dikenal penduduk Desa Ranupani memiliki aura mistik sangat tinggi, bahkan angker. Tak salah jika penduduk setempat sangat mengkeramatkan padang rumput ini. Sebagai kawasan yang terbilang angker, padang rumput ini menyimpan beragam kisah mistis yangmembuat bulu kuduk merinding. Salahsatunya adalah pagelaran gending gaibmirip gamelan pagelaran wayang kulit.Menurut sumber Misteri, suara gamelan mirip pagelaran wayang kulit itu selalu terdengar terutama pada waktu-waktu tertentu. Diantaranya pada bulan sura, atau saat menjelang diadakannya pemilihan kepala daerah di dua kabupaten. Bunyi gending pagelaran wayang kulit itu dapat didengar oleh telinga biasa, sehingga bagi penduduk Desa Ranupani, sebagai wilayah paling dekat dengan kawasan Gunung Semeru, bunyi-bunyian yang tidak ada bentuknya itu sudah merupakan kejadian biasa. ”Masyarakat sini memang sudah tidak aneh lagi. Kalau tiba-tiba dari kawasan Gunung Semeru terdengar suara gamelan mirippagelaran wayang, itu memangsedang ada pegelaran, tapi yang mainbukan manusia melainkan mahkluk gaib,” ujar lelaki yang medok dengan dialek Jawanya ini pada Misteri. Selain bunyi-bunyian gamelan, suaraorang yang seperti sedang mendalangjuga ikut mewarnai pagelaran gaib tersebut. ”Pokoknya suaranya persis dalang, makanya warga sini sering menganggap kalau pagelaran itu merupakan pagelaran wayang kulit dari alam gaib,” terang lelaki berkumis, menyudahi penuturannya pada Misteri. (SUMBER Majalah Misteri #456 Edisi 20 Sept- 4 Okt 2008)

Kamis, 24 Januari 2013

trailer (OST Kutukan Arwah Santet) 2012 "Tak Bisa Lepas" Inplus Band Ft ...

Komentar dan Trailer Film "KUTUKAN ARWAH SANTET"


Jangan sembarangan making love di tempat keramat. Kualat, kata orang tua. Hal itu terjadi pada sepasang kekasih yang dikisahkan dalam film Arwah Kutukan Santet yang dibintangi Jupe. Dalam film itu dikisahkan sepasang kekasih yang berhubungan badan dan terkena kutukan dari sosok gaib yang murka. Akibatnya, kelamin sepasang kekasihitu gancet alias tidak bisa dilepaskan lagi.
Istilah gancet sendiri masih asing di telinga sebagian masyarakat. Tapi fenomena itu pernah terjadi di berbagai daerah di tanah air. Asal kata gancet diambil dari kata asu gancet yang bermakna lebih kurang anjing lengket. Hewan satu ini jika melakukan hubungan kelamin sering kali agak sulit melepaskan kelaminnya.
Konon, asal muasal anjing lengket ini berasal dari kisah jaman Nabi Nuh. Ketika Tuhan memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal dan membawa seluruh hewan dari berbagai jenis dengan berpasangan, maka perahu besar itu pun berlayar mengelilingi dunia.
Pada suatu hari, di tengah perjalananyang tak berkesudahan, sepasang anjing melakukan hubungan badan diam-diam. Tapi perbuatan itu dipergoki kucing dan kemudian melaporkannya kepada Nabi Nuh. Padahal peraturan di kapal itu adalahtidak boleh melakukan hubungan seks selama perjalanan. Nabi Nuh pun memberikann kutukan kepada anjing dan keturunannya tidak bisa lepas alat kelamin jika berhubungan badan.
Ketika Misteri meminta pendapat dariMbah Mijan, paranormal muda yang tengah naik daun, Asu gancet itu didefinisikan sebagai anjing kawin yang nempel dan tidak bisa dicabut. Fenomena itu pun terjadi pada manusia.
“Banyak kisah nyata yang saat melakukan hubungan intim di alam bebas akhirnya terbujur kaku dan naudzubillah kemaluan dari orang tersebut nempel tanpa bisa di cabut lagi.”katanya baru-baru ini kepada Misteri.
Masih menurutnya, jika di telurusi secara gaib, jin terdiri dari 2 aliran: jinkafir dan jin muslim. Jin muslim menganggap bersenggama di tempat bebas tak lebih seperti anjing/asu, maka disihirlah sang pelaku dan terjadi gancet alias kemaluannyatidak bisa di cabut.
Mbah Mijan sendiri pernah mengobati2 kasus asu gancet. Kedua kejadian itu terjadi saat si pelaku bersenggama di pantai selatan. Kedua pasangan ketahuan setelah terbujur kaku mati.
Sebagai paranormal Mbah Mijan mengakui solusi dari asu gancet itu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Menurutnya, dengan ajian pedot rogo dan ritual pedot sih asu gancet bisa diselesaikan. Cara lain adalah denganmeminta maaf kepada yang menguasai tempat sekitar agar mau melepaskan sihir.
Film Kutukan Arwah Santet memberikan hikmah kepada setiap orang, terutama pembaca Misteri bahwa persenggamaan di sembarangan tempat bagi golongan jin tertentu dianggap sebagai sebuahkelancangan dan pantas dijatuhkan hukuman berat.
Film Kutukan Arwah Santet mulai tayang di seluruh bioskop di tanah air. Mau nonton?

Pengalaman Mistis di GunungWatu

Sepintas lalu, perbukitan yang terletak di Desa Seseh, Kec. Gemawang, Kab. Temanggung, tak jauh beda dengan perbukitan daerahlainnya. Namun di balik semua itu, ternyata di lokasi perbukitan yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Gunung Watu ini, terdapat komunitas makhluk halus yang luar biasa dan sangat peduli dengan kelestarian lingkungan. Pengalaman ini berawal pada bulan Februari 2004, ketika Misteri bersamarekan sebanyak sepuluh orang mengadakan t ouring ke Desa Seseh. Selain kami sudah jenuh dengan keramaian Yogyakarta, juga dikarenakan pada bulan itu bertepatan dengan musim panen di Desa Seseh. Jadi sekalian membantu hasil kebun di perkebunan orang tua salah seorang teman. Setelah hari pertama dan kedua kamisibuk memanen kopi, pada hari ketiga Misteri dan rombongan merencanakn kembali ke Yogyakarta.Sebelum pulang, pada pagi harinya kami berkeinginan melakukan pendakian ke puncak Gunung Watu. Selain dikarenakan keindahan pemandangannya, juga karena banyaknya cerita mistis yang beredardi seputar Gunung Watu. Hal inilah yang membuat Misteri penasaran untuk membuktikan kebenarannya. Dengan persiapan seadanya, kami berangkat menuju puncak Gunung Watu. Menjelang puncak bukit, kami singgah di pondok milik Hijib Wahyudi, 23 tahun, yang memiliki sedikit kelebihan supranatural, sekaligus memintanya menjadi pemandu. Kebetulan Hijib sedang tidak berkebun. Sepuluh menit perjalanan, kami sudah di Gunung Watu. Sebelum melihat-lihat keadaan sekitar, Hijib Wahyudi mengajak rombongan untuk berziarah ke makam Mbah Setro Pati, penghuni pertama Desa Seseh. Menurut sejarah, tokoh ini dulunya adalah seorang Senopati Perang beragam Islam yang berasal dari Keraton Surakarta. Dikarenakan keadaan kerajaan yang kacau balau, Mbah Setro Pati memilih mengasingkan diri menyingkir dari kerajaan dan mengembara ke arah barat utara. Hingga akhirnya sampailah dia di hutan belantara yang sekarang dikenal dengan nama Desa Seseh. Di tempat ini Mbah Setro Pati melakukan babad alas, yang dalam prosesnya banyak mengalami gangguan dari makhluk halus. Makhluk halus itu dipimpin oleh rajanya yang berwujud siluman ular naga bernama Naga Pratala. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Mbah Setro Pati berhasil memenangkan pertarungan dengan raja siluman penguasa hutan tersebut. Akhirnya, Naga Pratala dan rakyatnya takluk dan mengabdi kepada Mbah Setro Pati. Semakin lama, semakin banyak pendatang yang ikut tinggal di Desa Seseh, sehingga menjadikan desa tersebut ramai. Kepada penduduk sekitar, Mbah Setro Pati mengajarkanagama Islam dan seni bercocok tanam. Setelah usia lanjut, dia wafat dan dimakamkan di atas Gunung Watu. Konon, Mbah Setro Pati tetap mengawasi penduduk Desa Seseh dari alam gaib Gunung Watu. Sumber lain menyebutkan, Mbah Setro Pati wafat setelah bertarung hebat dengan Mbah Demang penguasa Desa Srumbung, desa tetangga. Hingga sejak saat itu dipercaya bila antara kedua desa tersebut ada warganya yang melangsungkan pernikahan antara desa, maka akan mengalami perceraian. Menurut warga sekitar, pada malam-malam tertentu, sering terlihat cahaya kuning kemerahan muncul dari aera makam Mbah Setra Pati. Sugiyanto Tukul, 22 tahun penduduk setempat, memberi kesaksian, ketika dirinya sendang mencari rumput di sawah dari arah makam Mbah Setro Pati muncul cahaya kuning menuju langit, disusul datangnya cahaya merah dari Desa Srumbung. Kedua cahaya tersebut terlihat bertabrakandi angkasa. Melihat peristiwa tersebut, dirinya bergegas pulang ke rumah. Informasi yang Misteri peroleh dari Hijib Wahyudi, walaupun kedua tokoh sakti tersebut telah wafat, tetapi ilmu mereka masih bertempur di alam gaib hingga saat ini. Konon, hal itulah yang sering terlihat oleh warga sekitar berupa penampakan cahaya merah dan kuning yang bertabrakan di angkasa. Hari itum, ketika perjalanan kami sampai di makam Mbah Setro Pati yang kondisinya kurang begitu terawat, aura mistis mulai menyengat. Misteri beserta rombongan dipimpin oleh Hijib langsung mengadakan kontemplasi. Sesaat aura mistis terasa mengental. Namun sayang, rupanya Mbah Setro Pati belum kepareng untuk hadir di hadapan kami, yang tampak hanyalah kabut putih pekat. Penerawangan lalu kami alihkan pada gundukan tanah di samping makam. Dalam alam batin terlihat, suatu ruangan besar bergaya Jawa Kuno, dengan peti berukir di tengah ruangan yang berisi beberapa benda pusaka yang dahulu menjadi piandel Mbah Setro Pati. Ada juga puluhan batu akik yang ikut manggon di tempat tersebut. Juga terlihat Qur’an Stambul dengan khodam lelaki bersorban putih yang menurut penerawangan berkaromah untuk kekebalan, keselamatan, dan penyembuhan. Pusaka berikutnya yang terlihat adalah Pecut Kencono, dengan khodam lelaki gagah berpakaian Warok Ponorogo. Sedangkan benda lainnya berwujud keris luk tujuh berkhodam lelaki berpakaian Jawa dengan penampakan agak samar. Setelah bersopan santun dengan para wulucumbu Mbah Setro Pati, uluk salam pamit kami ucapkan. Wujud fisik Mbah Setro Pati sendiri, kami ketahui dari kemampuan gaib Hijib yaitu berupa seorang lelaki tua berpakaian pendekar silat dengan baju dan celana hitam serta mengenakan ikat wulung di kepalanya. Sayang kami gagal berdialog dengannya. Perjalanan kami lanjutkan ke suatu tempat yang bernam Watu Gunung yaitu sebuah batu hitam besar seukuran mobil truk, terletak kurang lebih 30 meter dari lokasi makam Mbah Setro Pati. Dari atas Watu Gunung, kami menikmati keindahan alam pagi Desa Seseh dengan sempurna. Entah kenapa, tiba-tiba Misteri merasakan undangan yang kuat dari gaib tempat tersebut. Akhirnya, berdua ditemani Hijib, Misteri melakukan kontemplasi. Hadiah bacaan surat Al-Fatihah kami haturkan kepada gaib tempat tersebut. Sesaat gelap, cahaya putih menerpa kening penulis. Lalu terlihat sebuah bangunan kuno yang seni arsitekturnya bergaya Jawa Kuno dan agak lebih kecil dibandingkan bangunan gaib yang terdapat di makam Mbah Setro Pati. Uluk salam pun dihaturkan. Di hadapan Penulis kini berdiri sesosok macan putih, yang penampakannya sedikit demi sedikit berubah menjadi lelaki tua gagah, berpakaian ala pendekar silat, dengan baju hitam tanpa kancing dan celana komprang hitam setinggi betis. “Ada keperluan apa cucu berdua datang ke sini?” sapa sosok itu, ramah. Kami pun memperkenalkan diri serta mengemukakan maksud tujuan kami. “Isun, Ki Macan Putih. Isun terkesanmelihat cucu berdua datang ke tempat ini, dengan penuh kesopanan.” “ Matur nuwun , Ki. Sudah merupakan seharusnya kami yang lebih muda untuk menghormati para sesepuh di sini!” jawab Hijib, takzim. “Mohon maaf, Ki. bila Aki berkanan, siapakah sejatinya Aki?” sambung Misteri minta penjelasan. “Isun adalah salah satu makhluk Allah, yang bertugas menjaga kelestarian alam sekitar Gunung Watu, di bawah pengawasan Kanjeng Gusti Setro Pati. Anak buah isun, meliputi wadya bala makhluk halus daerah wilayah ini. Isun sedih, melihat bayak penebang liar yang semena-mena merusak hutan, hingga menjadi terganggu keseimbangannya.” Sejenak Ki Macan Putih tampak menarik nafas, dan raut mukanya terlihat sedih. “Tolong cucu berdua sampaikan pada mereka, bila tidak berhenti merusak alam, jangan salahkan kalaukami memberikan hukuman dengan cara kami. Tunggulah saatnya, bencana besar sebentar lagi akan melanda negeri. Segeralah bertobat, eling lan waspada!” Selesai memberi wejangan, sosok Ki Macan Putih kembali menjadi seekor macan. Disertai auman dahsyat, dia kemudian menghilang. Misteri pun tersentak dan kembali menyatu dengan alam dimensi nyata. Setelah itu, kami mengucap salam perpisahandan mengakhiri kontemplasi. Setelah menikmati pemandangan alam, perjalanan kami sudahi. Karenamatahari semakin tinggi. Di tengah perjalanan pulang dari Temanggung menuju Yogyakarta, Misteri banyak merenung, teringat petuah Ki Macan Putih. Alam telah jenuh dengan tingkah manusia, dan saatnya alam menunjukkan kekuatannya. Kapan saat itu tiba? Mungkin semuanya telah terwujud dengan bencana yang melanda di berbagai belahan bumi Nusantara? Misteri bergidik ngeri mengingat hal tersebut. Sungguh, perjalanan yang begitu terkesan. Dimuat di Majalah Misteri edisi 373 05 Mei 2005- 19 Mei 2005

RONGOWARSITO: Dari Santri Bengal Jadi Pujangga Agung

Nama Raden Ngabehi Ronggowarsitomemang sudah tidak asing lagi. Dia adalah seorang pejangga keraton Solo yang hidup pada 1802-1873. Tepatnya lahir hari Senin Legi 15 Maret 1802, dan wafat 15 Desember 1873, pada hari Rabu Pon. Pujangga yang dibesarkan di lingkungan kraton Surakarta ini namanya terkenal karena dialah yang menggubah Jangka Jayabaya yang tersohor hingga ke mancanegara itu. Hingga sekarang kitab ramalan ini masih menimbulkan kontroversi. R. Ng. Ronggowarsito adalah bangsawan keturunan Pajang, dengan silsilah sebagai berikut : - P. Hadiwijoyo (Joko Tingkir) - P. Benowo, putera Emas (Panembahan Radin) - P. Haryo Wiromenggolo (Kajoran) - P. Adipati Wiromenggolo(Cengkalsewu) - P.A. Danuupoyo, KRT Padmonegoro (Bupati Pekalongan) - R.Ng. Yosodipuro (Pujangga keraton Solo) R. Ng.Yosodipuro alias Bagus Burhamadalah R.Ng.Ronggowarsito yang kita kenal. Semasa kecil hingga remaja dia memang lebih dikenal dengan nama Bagus Burhan, dan pernah menuntut ilmu di Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar, seperti yang sekilas telah dipaparkandalam Jelajah Misteri No.0450 lalu. Dari jalur ibundanya, R.Ng.Ronggowarsito merupakan seorang bangsawan berdarah Demak, dengan silsilah sebagai berikut: - R. Trenggono (Sultan Demak ke III) - R.A. Mangkurat - R.T. Sujonoputero (Pujangga keraton Pajang) - K.A. Wongsotruno - K.A. Noyomenggolo (Demang Palar) - R. Ng. Surodirjo I - R.Ng. Ronggowarsito/Bagus Burham. Karena ayahandanya wafat sewaktu sang pujangga belum cukup dewasa, Bagus Burhan kemudian ikut dengan kakeknya, yaitu R. Tumenggung Sastronegoro, yang juga seorang bangsawan keraton Solo. Dikisahkan, pada saat dirawat oleh kakeknya inilah Bagus Burhan hidup dengan penuh kemanjaan, sehingga bakatnya sebagai seorang pujangga sama sekali belum terlihat. Bahkan, kesukaannya di masa muda adalah sering menyabung jago, dan bertaruh uang. Bermacam-macam kesukaan yang menghambur-hamburkan uang seakan menjadi cirrikhasnya kala itu. Namun demikian sang kakek, R. Tumenggung Sastronegoro, telah meramalkan kalau nanti cucu kinasihnya ini akan menjadi seorang pembesar setaraf dengan kakek buyutnya. Untuk mewujudkan ramalannya ini, sang kakek kemudianmenitipkan Bagus Burhan ke Kyai Imam Bestari pemilik pondok pesantren Gebang Tinatar di Tegalsari, Ponorogo. Pada saat di pesantren, kebengalan Bagus Burhan semakin menjadi. Hal ini membuat Kyai Imam Bestari kewalahan. Kesukaannya bertaruh dan berjudi sabung ayam tidak kunjung luntur. Karena kebiasaan buruknya ini, maka sering kali bekal yang dibawanya dari Solo habis tak karuan di arena judi sabung ayam. Karena kenakalannya, setelah setahun berguru, tak ada kemajuan sama sekali. Oleh karena itulah Kyai Imam Bestari memintanya agar pulang ke Solo. Sang Kyai merasa taksanggup untuk mengajarnya ilmu-ilmu keagamaan. Wibawa Kyai Imam Bestari membuat Bagus Burhan tak kuasa untuk menolak titahnya. Namun, dia menghadapi dilema. Kalau dirinya pulang ke Solo, kakeknya pasti akan marah besar. Karena takut pada murka kakeknya inilah, maka bersama dengan Ki Tanujoyo pamomongnya, Bagus Burhan memutuskan untuk tidak pulang ke Solo. Dia memilih berguru ke Kediri. Dikisahkan, dalam perjalanan menujuKediri, Bagus Burhan dan Ki Tanujoyotersesat di sebuah hutan. Karena hingga tiga hari tiga malam tak menjumpai rumah penduduk, maka selama itu pula mereka tak makan dan tak minum. Karena kelaparan, Bagus Buhan yang biasa hidup enak dan serba kecukupan akhirnya pingsan. Sementa itu, di tempat lain, yakni di padepokan Kyai Imam Bestari, sang Kyai memperoleh wangsit yang memberikan pertanda bahwa Ponorogo akan dilanda kelaparan. Dalam wangsit itu dikatakan bahwa bencana kelaparan ini akan tertolongbila Bagus Burhan yang telah pergi jauh itu mau diajak kembali ke Ponorogo. Demi mendapatkan isyaroh ini, sebagai seorang linuwih, Kyai Imam Bestari langsung mengirim utusan untuk menjemput kembali bocah Bengal itu ke Solo. Celakanya, menurut laporan yang diperoleh, para utusan itu tidak mendapatkan Bagus Burhan di Solo. Bahkan, anak itu belum juga sampai ke rumah kakeknya. Setelah mendapatkan laporan itu, Kyai Imam Bestari bermunajat kepada Allah untuk meminta petunjukNya. Singkat cerita, Bagus Burhan memang berhasil diketemukan. Bocah ini pun tidak menolak ketika diajak kembali ke padepokan, karena ini memang harapannya agar tidak mendapatkanmurka dari sang kakek. Saat menetap kembali di pesantren Gebang Tinatar, Tegalsari, Ponorogo. Perilaku Bagus Burhan ternyata tak kunjung berubah. Tetap suka berboros-boros dengan bertaruh dan berjudi sabung ayam. Hal ini sangat mengecewakan Kyai Imam Bestari. Karena tak tak tahan melihatkelakukan santrinya, maka suatu harisang Kyai memarahi Bagus Burhan dengan kata-kata yang sangat menusuk perasaan si anak muda. Mendapatkan kemarahan hebat dari Kyai Imam Bestari, Bagus Burhan berniat segera hengkang dari pesantren. Untunglah, dalam kondisi seperti iini Ki Tanujoyo segera mengambil peranan. Dia berusaha tampil menolong keadaan, dengan cara membesarkan hati Raden Bagus Burhan. “Raden ini bukan keturunan orang kebanyakan. Leluhur Raden adalah bangsawan keraton yang hebat. Untuk diketahui, itu semua bukan dicapai dengan hidup enak-enak. Akan tetapi, dicapai dengan cara lakuprihatin, tirakat, mesu budi dan patiraga. Apakah Raden tidak ingin seperti mereka?”” Mendengar perkataan Ki Tanujoyo seperti itu, akhirnya bangkitlah semangat Raden Bagus. Dia pun mencoba tetap bertahan di pesantren Gebang Tinatar di Tegalsari, Ponorogo. Sampai suatu ketika, dirinya minta diantar ke kali Kedhung Batu untuk menjalani tirakat, sebagaimana yang pernah ditempuh oleh para leluhurnya. Berkat kekerasan hati dan ketekunannya, maka setelah menjalani tirakat selama 40 hari 40 malam di kedung Watu, tanpa makandan minum, kecuali sesisir pisang setiap harinya, akhirnya ada hasil yang dia peroleh. Dari tirakatnya ini Raden Bgus memperoleh wisik, yakni ditemui eyang buyutnya, R.Ng.Yosodipuro I. Dia diminta menengadahkan telinganya, dan gaib sang kakek buyutnya kemudian masuk kedalamnya. Ada kisah lain yang tak kalah aneh. Konon, Ki Tanujoyo yang menemaninya dipinggir kali, sewaktumenyiapkan nasi untuk buka saat tirakat menginjak hari kw 40, orang tua ini melihat ada sinar masuk ke dalam kendilnya, yang ternyata berupa ikan untuk lauk sang Bagus berbuka puasa. Semenjak usai menjalani tirakat ini, pribadi Raden Bagus Burhan pun berubah 180 derajat. Kebengalannya berubah menjadi sikap yang sangat patuh. Tak hanya itu, kalau pada awalnya dia santri yang bebal, akhirnya berubah menjadi santri yang cepat menerima pelajaran yang diberikan oleh Kyai Imam Bestari. Dia juga memiliki kelebihan dalam hal mengaji dan berdakwah, sehingga jauh lebih menonjol dibandingkan santri-santri lainnya. Karena kecerdasannya ini, Bagus Burhan memperoleh sebutan baru dari Kyai Imam Bestari, yakni Mas Ilham. Misteri Kematian Sang Pujangga Pada akhir sekitar rentang 1979, kematian R.Ng. Ronggowarsito alias Bagus Burham memang sempat menjadi bahan polemik. Pokok pangkal polemik tersebut adalah sekitar kematian Ronggowarsito yang telah diketahui sebelumnya oleh dirinya sendiri. Ya, delapan hari sebelum ajal menjemputnya sang pujangga telah menulis berita kematian tersebit dalam Serat Sabda Jati. Demikian cuplikannya dalam susunan kalimat asli: “Amung kurang wolu ari kadulu, tamating pati patitis. Wus katon neng lobil makpul, antarane luhur, selaning tahun Jumakir, toluhu madyaning janggur. Sengara winduning pati, netepi ngumpul sakenggon.” Artinya kurang lebih bahwa dirinya akan meninggal pada tanggal 5 Dulkaidah 1802 atau tanggal 24 Desember 1873 pada hari Rabu Pon. Tulisan tersebut memang sempat melahirkan kontroversi berkepanjangan. Ada yang menilai bahwa Ronggowarsito meninggal bukan secara alami, akan tetapi dibunuh atas perintah persekongkolan Raja Paku Buwono IX yang mendapat desakan Belanda. Ketika itu Belanda merasa resah karena melihat kelebihan dan kemampuannya. Karena itulah Belanda berkepentingan menghabisinya. Apalagi, ayahanda Ronggowarsito ternyata juga telah diculik Belanda hingga akhirnya tutup usia di Jakarta. Keinginan Belanda itub rupanya sejalan dengan Paku Buwono IX. Sang raja juha merasakan adanya sesuatu yang kurang berkenan dengan sepak terjang Ronggowarsito yang ketika itu namanya sangat terkenal mengingat karya-karyanya. Maka kuat dugaan, konspirasi menyikirkan Ronggowarsito akhirnya berjalan sempurna. Apakah keraguan ini benar? Memang,sampai sekarang hal tersebut tetap menjadi misteri. Di satu pihak menganggap bahwa dengan kelinuwihannya Ronggowarsito memang mampu mengetahui saat-saat kematiannya, meski kematian adalah rahasia Tuhan. Namun di pihak lain menduga bahwatidak menutup kemungkinan ada tangan-tangan lain yang merekayasakematian tersebut, sekaliggus merekayasa kalimat ramalan pada Serat Sabda Jati sebagaimana dinukuli di atas. Memang, banyak kalangan ahli yang beranggapan, bahwa bait-bait sebagaimana kami nukilkan itu merupakan tambahan dari orang lain. Hal ini jika mengingat dari sekitar 50 buku tulisan karya Ronggowarsito tidak terlalu nyata, mana tulisan murni karyanya, dan mana yang ditulis bersama-sama dengan orang lain, maupun yang merupakan terjemahan. Hal ini mudah dimaklumi, mengingat pada waktu itu belum ada perlindungan hak cipta. Apalagi sewaktu Ronggowarsito bertugas di keraton Solo kerajaan dalam kondisi tidak menentu, terpengaruh dengan perseteruan keluarga raja dan campur tangan kaum penjajah Belanda yang ingin mengail d iair keruh. Bagaimana yang sebenarnya, hanya Tuhan yang Maha Tahu. Sumur Tua Bernuansa Mistis Beberapa waktu yang lalu Misteri berziarah ke makam pujangga agungTanah Jawa ini. Yang menarik, di bagian utara komplek makam, terdapat sebuah sumur tua, yang konon sudah ada sejak pertama kali makam tersebut dibangun. Mungkin karena ketuaannya, Misteri memang merasakan kalau sumur ini telah dipengaruhui oleh khodam sang pujangga yang memiliki daya linuwih tersebut. Kekuatan khodam ini terasa sangat dominant. Memang, menurut kepercayaan sumur ini menyimpan karomah untukmemperoleh atau meramalkan gambaran jati diri seseorang. Caranya adalah dengan prosesi ritual tertentu, yakni dengan memasukkan uang gobang kuno ke dalam sumur yang saat penghujan hanya berkedalaman sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah tersebut. Menurut tutur, orang yang melakukan ritual akan memperoleh gambaran yang dapat terlihat, yang melambangkan nasib atau peruntungannya. Contohnya, jika terlihat gambaran payung, maka diyakini akan memperoleh jabatan tinggi. Contoh lainnya, bila si pelaku ritual melihat gambaran buku, maka diyakini dia akan menjadi penulis atau pengarang terkenal yang buku-bukunya laris. Masih banyak gambaran lain yang bisa diperoleh peziarah, yang tentu saja untuk membacanya kita perlu minta petunjuk juru kunci. “Sumur ini ada yang menyebutnya Sumur Tiban. Menurut penerawangan, sumur itu ditunggu oleh sejenis jin yang berwujud seorang puteri.Namanya Sekar Lara Gadung Melati,” demikian tutur Bu Bambang, 55 tahun, isteri juru kunci yang sering diminta tolong mengantarkan tamu, apabila suaminya tidak sedangg ada di tempuh karena keperluan yang tak dapat ditinggalkan. Ketika Misteri berkunjung ke tempat ini, maih terlihat batang-batang hio bekas para peziarah. Juga terlihat di sana sini tersebar kembang dari para peziarah yang belum sempat dibersihkan. “Hampir setiap hari ada tamu yang ritual di sini. Tetapi yang paling banyak di hari Kamis malam Jum’at Kliwon,” tambahnya pula. Kompleks makam Ronggowarsito ini dibangun hingga mencapai bentuknya yang sekarang sekitar 1955 oleh Dinas P & K kala ini. Yang terasa unik, di luar cungkup pujangga terlihat makam Carel Prederick Winters (1799-1859), berikut isterinya, Jacoma Hendrika Logeman (1828). Maka ini memang dipindahkan dari makam Kerkop di Jebres Solo sekitar 1985. Tak jauh dari maka sang pujangga juga ada makam Bagus Tlogo dan Bagus Gumyur. Mereka disebut sebagai cikal bakal makam, yang merupakan pemuda kembar yang hingga kini masih masih paling diangap wingit. Sementara itu, terlepas dari mana yang benar tentang peristiwa wafatnya sang pujangga, tulisan-tulisan karyanya telah memberikan andil dalam kesusteraan kita. Khususnya sastrawan bahasa Jawa. Tanpa Ronggowarsito, mungkin terlampau sedikit kajian sastra-sastraJawa yang dapat dimanfaatkan. Ramalan Jangka Jayabaya, misalnya, sangat besar andilnya bagi masyarakat Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Terlebih, apabila kondisi bangsa sedang terpuruk, biasanya ada secercah harapan, bahwa di suatu saat nanti cobaan akan berakhir setelah munculnya seorang pemimpin sejati, yang disenangi rakyat, yaitu Satrio Piningit atau Ratu Adil, yang akan mengentaskan kita dari keterpurukan keadaan. Sebagai contoh, pada zaman pemberontakan Dipenogoro (1825-1830), pengikut sang pangeran mengira bahwa beliaulah Ratu adil yang ditunggu-tunggu, yang akan mampu melepaskan mereka dari derita akibat ulah penjajah Belanda. Demikian pula ketika Jepang mencengkramkan kuku-kuku penjajahannya di Indonesia. Demikian juga ketika negara kita dilanda oleh krisis multi dimensi, harga-harga mahal, kesulitan hidup mencekik leher seperti sekarang ini. Dengan adanya wacana akan datangnya sang Ratu Adil, maka rakyat tetap memiliki rasa optimis. Setidaknya, mereka masih punya harapan bahwa di suatu waktu nanti keadaan ini akan berakhir, dan kejayaan bangsa akan pulih, bahkan melebihi kejayaan masa lampau. Kapan itu? Kita sama-sama menunggu. “Bayang-bayang hanyasetinggi badan.” Demikian kata pepatah., yang artinya cobaan dari Tuhan sebatas kita mampu menanggungnya. Mungkin, kita memang masih harus bersabar! Dimuat di majalah Misteri #451 edisi 20 Sep-04 Nov 2008

Rabu, 23 Januari 2013

Mesjid dan Mushola Jadi Tempat Favorit Kalangan Jin Muslim

ilustrasi Banyak kisah mistis yang bercerita, sekaligus membuktikan, bahwa baik musholla maupun mesjid kerap menjadi tempat tinggal Jin Muslim. Kisah-kisah ini tentu saja tak bisa dianggap dongeng isapan jempol, apalagi hanya dianggap tahyul semata. Makhluk jin memang lebih mengutamakan untuk tinggal di tempat-tempat yang sunyi dan sepi dari manusia, seperti di padang pasir atau belantara. Namun, ada juga di antara mereka yang senang tinggal bersama manusia, yaitu di dalam rumah. Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan sebuah hadits Rasulullah SAW, yang menyebutkan, “Pada setiap rumah kaum muslimin ada Jin Islam yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah itu.” Jadi dengan demikian tidaklah mustahil jika ada komunitas jin yang senang tinggal di masjid atau musholla. Tentu saja, komunitas jin dimaksud berasal dari kalangan Jin Muslim. Keberadaan mereka di kedua tempat suci ini bukan semata menjadikannya sebagai tempat tinggal, namun sekaligus juga ingin menjaga kesuciannya. Dakam rangka mengisi Ramadhan kali ini, saya akan coba menampilkan beberapa petikan kisah dari pengalaman mereka yang pernah merasakan fenomena keberadaan jin dimusholla atau masjid. Berikut cuplikan kisahnya…. Tidur di Masjid, Tukeng Ojek Digampar Jin Pengalaman mistis ini dialami oleh seorang pemuda yang berprofesi sebagai tukang ojek yang. Ia tinggal di sebuah kampung di suatu wilayah di Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Peristiwa nyeleneh tersebut terjadi beberapa waktu yang lalu. Ahyadi, demikian namanya, memang hanya seorang pengojek, tapi penampilan serta kelakuannya tidak seperti teman-teman pengojek lainnya. Ia mempunyai kebiasaan yangsangat buruk, yaitu gemar berjudi, mabuk-mabukan, dan main perempuan. Meskipun tinggalnya dekat dengan mesjid, namum bisa dibilang ia sangat jarang menjalankan perintah Allah, yakni sembahyang limawaktu. Suatu malam sepulang dari berjudi dandalam keadaan setengah mabuk, Ahyadi sudah tidak kuat lagi melangkahkan kakinya untuk sampai ke rumah. Sesampainya di depan masjid jami’ yang menang terletak tidak jauh dari rumah orang tuanya, ia sudah tidak kuat lagi berjalan. Celakanya, dalam keadaan mabuk itu iamalah seenaknya masuk ke dalam mesjid, dan kemudian jatuh lunglai di lantai mesjid. Karena dalam keadaan mabuk berat, tak lama kemudian ia tertidur dengan pulasnya. Dalam tidur inilah ia bermimpi didatangi oleh sosok makhluk tinggi besar dan hitam. “Hai manusia, kau tidak pantas berada di sini, pergi kau dari sini!” bentak makhluk itu dalam mimpinya, seperti diceritakan Ahyadi kepada Penulis. Ahyadi menggigil ketakutan. Namun, antara sadar dan tidak, ia sama sekali tidak bisa menggerakkan kakinya untuk pergi meninggalkan ruangan masjid. Melihat ini, sosok tinggi besar itu murka dan menggamparnya. Plak…plak! Ahyadi merasakan wajahnya ditempeleng oleh kekuatan yang sangat hebatm, hingga membuatnya menyeringai kesakitan. Namun ia tak mampu berteriak, sebab seketika itu mulutnya kaku. Sambil memegangi wajah dan mulutnya, Ahyadi segera terjaga dari tidur dan langsung ngacir ke rumahnya. Dasar pemabuk, setelah masuk ke rumah, ia kembali meneruskan tidurnya tanpa memperdulikan wajahnya yang ia rasakan sakit. Esok harinya, alangkah kagetnya Ahyadi saat ia melihat wajahnya dalamcermin. Pipi yang sebelah kanan membesar, bengkak seperti habis dipukuli. Mulutnya juga sedikit mencong. Menyadari keadaan dirinya, Ahyadi segera mencari orang pintar untuk mendeteksi keganjilan yang ia alami. Menurut penuturan orang pintar yang ditemuinya, Ahyadi telah diberi pelajaran oleh Jin Muslim yang menjaga masjid itu. Masih menurut orang tua tadi, Jin Muslim penunggu masjid itu tidak senang tempat ibadah dikotori dan ditiduri oleh orang yang kotor seperti Ahyadi. Alhamdulillah, bengkak wajah Ahyadi dalam dua pekan dapat berangsur pulih dan kembali normal seperti sedia kala setelah dirinya mendapatkan penanganan dari orang pintar. Hikmah dari kejadian aneh ini, sedikit demi sedikit Ahyadi berhasil mengubah kebiasaan buruknya. Pemuda berandalan ini sekarang sudah berubah menjadi pemua sholeh yang tak pernah tinggal sholat lima waktu. Tidur di Pengimaman, Dipindahkan Jin ke Kolam Imaduddin, seorang yang pernah nyantri di sebuah pondok pesantren salafiyah di Jawa Timur, menuturkan kisahnya kepada saya. Berikut saya ringkaskan untuk para sahabat: Peristiwanya terjadi di tahun 2003 silam. Waktu itu saya sedang dalam perjalanan dan kebetulan kehabisan ongkos. Ya, namanya saja santri. Kondisi keungannya memang selalu saja cekak. Karena kemalaman, saya dan dua orang teman sesama santri memutuskan untuk nginap di sebuah musholla kecil yang ada di sebuah desayang terletak di jalan antara Pasuran dan Surabaya. Mulanya kami bertiga hanya tidur di teras musholla. Kira-kira pukul setengah dua dinihari, kami pindah ke dalam, soalnya di luar udara sangat dingin menggigit persendian. Salah seorang temanku, Idham namanya, tidur di tempat pengimaman. Waktu itu, aku dan Ramli, teman yang santri yang satunya lagi, memang tidak begitu memperhatikannya, sebab mungkin karena kami mengantuk berat, jadi tidak sempat lagi mengingatkan Idham agar jangan tidur di tempat pengimaman. Walhasil, aku dan Ramli bangun pukul setengah lima pagi, dan kami tidak melihat Idham. Namun sekali lagi, kamimasih belum sepenuhnya sadar bahwaIdham hilang. Baru sehabis sholat subuh, kami sadar kalau Idham tidak ada. Ah, kami pikir mungkin dia sedangmencari makanan untuk sekedar mengganjal perut. Tapi celakanya, sampai pukul 6 pagi ituIdham tak juga muncul. Ketika itu kebetulan ada seorang ibu yang ingin memandikan anaknya di kamar mandi mushola tersebut. Ibu ini tiba-tiba menjerit histeris sambil menunjuk-nunjuk ke kamar mandi. Aku dan Ramli kaget, sebab sejak berada di mushola itu kami memang tidak tahu ada kamar mandinya. Mendengar jeritan ibu itu, apalagi dia mengatakan ada mayat, kami pun bergegas menghampirinya. Astaga! Aku kaget bukan kepalang. Antara takut dan sulit percaya, kulihat tubuh Idham tergeletak di bak mandi, dengankepalanya masih nongol di luar. Anehnya, meski posisinya seperti itu Idham masih tidur pulas. Bahkan, seolah-olah dia sama sekali tidak mendengar kegaduhan yang terjadi. Setelah aku dan Ramli berusaha membangunkannya dengan menggoyang-goyang tubuhnya, Idham akhirnya bangun juga. Dengan santainya ia keluar dari bak mandi. Dia benar-benar seperti orang bingung dan sedikit bego. Ketika aku ceritakan apa yang terjadi dengan dirinya, Idham pun mendadak ketakutan. Dia kemudian menceritakankalau semalam setelah dirinya pindah tidur ke pengimaman, dia mimpi ada seorang tinggi besar melarangnya tidur di situ. Karena membandel, orangitu kemudian melemparkan tubuhnya. “Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Cuma aku merasa dingin sekali, tapi sekujur tubuhku terasa kaku dan sakit,” cerita Idham. Mungkin, perasaan ini terjadi karena ia tidur di dalam bak mandi yang masih berisi sedikit air. Menurut cerita salah seorang sesepuh di lingkungan musholla itu, dikatakan bahwa musholla itu termasuk bangunan tua yang ada penunggunya.Dia menyebutkan bahwa Idham kemungkinan besar dipindahkan tidurnya oleh Jin Muslim yang ada di musholla itu karena dia tidur di tempatimam. Sang sesepuh pun mengaku sering merasa kalau tadarus malam-malam di musholla, kerap ada yang mengikuti bacaannya. “Pernah suatu malam, saya sholat Isya, waktu itu sudah jam 11 malam. Ketika saya membaca Al-Fatihah, ada yang jawab amin di belakang saya. Padahal waktu itu saya sholat sendirian. Mungkin itu adalah bangsa jin yang ikut jadi makmum,” ceritanya pula. Musholla Jin Di Kota Dumai Di Dumai ada sebuah musholla aneh. Musholla ini tepatnya berada di jalan Perwira, Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur. Dari musholla ini Ada cerita misteri yang sampai saat ini belum terkuak. Pembaca Misteri yang enggan disebut identitasnya mengisahkan tentang mushollah ini: Musholla tersebut sudah cukup tua. Kabarnya didirikan sekitar tahun 1960-an oleh tokoh agama setempat dengan bangunan ala kadarnya. Baru sekitar tahun 1990-an direhabilitasi dengan bentuk bangunan yang sederhana. Semakin lama semakain ramai penduduk yang berdomisili di Jalan Perwira. Dari sinilah beredar kabar, konon Musholla At Taqwa, demikian namanya, dihuni oleh bangsa jin. Menurut orang pintar di desa tersebut,tempat tinggal bangsa jin itu sekitar 100 meter di belakang musholla, tepatnya di pohon Sagu atau Rumbia. Diceritakan, suatu hari ketika bertepatan dengan Jum’at, tepat pukul 13.00 WIB, ada salah seorang warga ingin mengambil daun Rumbia. Setelah beberapa pelepah daun Rumbiadiambilnya, tiba-tiba pohon rumbia itutumbang. Bersamaan dengan itu orangyang mengambilnya jatuh pingsan. Setelah sadar dari pingsannya, ia pun pulang dan melupakan kejadian itu. Namun, selang beberapa hari kemudian ia jatuh sakit. Suhu tubuhnya panas tinggi. Sudah minum obat tapi tak kunjung sembuh. Karena panasnya tidak juga turun juga, ia sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit. Namun, sakitnya pun tak kunjung sembuh. Ketika dibawa ke orang pintar, dikatakan bahwa ia ditegur oleh jin penunggu pohon Rumbia itu yang marah karena pesta hajatnya terganggu. Karena tidak terima dengan hal tersebut maka salah satu dari bangsa jin tersebut menyiramkan air panas ke tubuh si pengambil daun Rumbia. Inilah yang menyebabkan suhu tubuh orang itu tak kunjung mereda. Dikisahkan pula, salah seorang tokoh agama setempat pernah melihat sosok jin di dalam musholla. Ceritanya, ketikaitu ia sholat Isya sendirian. Namun, sehabis salam, ternyata ada sosok wanita yang ikut berjamaah dengannya. Namun anehnya, wanita itu kemudian menghilang secara tiba-tiba. Uniknya, ini berdasarkan paparan orang pintar setempat, di sebelah barat dan timur halaman musholla ini dikuasai olah bangsa jin yang berbeda. Di bagian barat dikuasai oleh jin muslim, sedangkan di sebelah timur dikuasai oleh jin kafir. Di kedua kawasan makhluk yang sangat berkuasa. Yang pertama berwujud harimau. Konon, harimau inidulunya adalah peliharaan Tok Kurus, orang pertama yang membuka lahan perkampungan yang dahulunya hutanbelantara itu. Harimau peliharaan Tok Kurus ini tentu saja bukan hewan biasa, melainkan harimau dari bangsa jin muslim. Binatang jadi-jadian ini sering terlihat oleh warga setempat di dekat mushola. Tempat-tempat yang Disukai Komunitas Jin Bangsa jin itu memang senang tinggal di dalam goa, laut dan hutan, atau tempat-tempat terpencil lainnya. Namun jangan kaget, mereka juga bisa tinggal serumah dengan Anda. Benarkah demikian? Berikut saya nukilkan beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai tempat tinggal jin. Tentu saja agar kita tidak mengganggu mereka dan mereka pun tidak mengganggu kita. 1. Abu Muhammad di dalam kitabnya Al-Uzmah menceritakan satu bab khusus tentang jin dan kejadiannya. Beliau meriwayatkan satu hadist yang bersumber dari Bilal bin Al-Haris. Demikian Bilal meriwayatkan: “Kami pernah pergi bersama Rasulullah SAW dan beristiwahat di suatu tempat untuk buang air. Lalu aku (Bilal bin Al-Haris) membawakan satu baldi air dan kuletakkan di dekatnya. Tiba-tiba aku mendengar suara gemuruh, yaitu suara pertempuran yang belum pernah kudengar sebelumnya. Demikian pula bahasa yang mereka pergunakan. Setelah Rasulullah SAW mengetahui kalau aku pun mendengar apa yang Baginda dengar, maka sabdanya, “Jin Muslim dan Jin Musyrik sedang bertempur. Mereka bermohon kepadaku untuk mendamaikan mereka. Maka jin yang Muslim saya tempatkan di kawasan yang bernama Jalis, dan jin yang Musyrik saya tempatkan di kawasan yang bernama Ghour.” Apakah Jalis dan Ghour itu? Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Jalis adalah suatu tempat yang terletak di kawasan pegunungan, sedang Ghour adalah tempat antara gunung dan lautan. Ibnu Katsir seterusnya berkata,orang yang diganggu jin di Jalis kebanyakannya selamat, sedangkan yang diganggu jin di Ghour jarang sekali yang selamat. 2. Imam Za Maksyari di dalam kitabnya Rabiul Abrar menjelaskan, bahwa orang-orang di sebuah dusun berceritakepadanya, “Kami pernah singgah di suatu kawasan di mana terdapat ramaiorang dan ada beberapa kemah. Tetapi tiba-tiba orang ramai dan kemah-kemah tersebut hilang dari pandangankami. Kami merasa yakin bahwa orang-orang itu adalah jin, sedangkan kemah-kemah itu adalah tempat tinggal mereka.” Beliau kemudian menegaskan, “Tidak ada satu keluarga Muslim, kecuali pada atap rumahnya terdapat jin yang Muslim pula. Bila keluarga Muslim itu telah menyiapkan makanan pagi, jin itu pun turun dan ikut makan bersama, dan bila mereka makan petang, jin itu turun dan makan petang bersama mereka. Dengan jin ituAllah Ta’ala menjaga keluarga yang Allah berkenaan kepadanya.” Dengan demikian jelas bahwa adakalanya jin itu dapat dilihat oleh manusia. Hal ini terjadi karena seseorang memiliki ilmu gaib, atau karena jin-jin itu yang memang menyamar sebagai manusia. 3. Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha meriwayatkan, bahwa ada sebuah berita yang sampai kepadanya, yaitu ketika Umar bin Khattab RA hendak pergi ke Iraq. Ketika itu Ka’bul Akhbar berseru kepada Umar, “WahaiAmirul Mukminin, janganlah engkau pergi ke sana, sebab di Iraq terdapat banyak sihir dan banyak jin-jin yang jahat dan fasik, serta penyakit yang sukar diobati.” Demikianlah sekilas paparan mengenai sisi lain dari kehidupan bangsa jin. Semoga mencerahkan dan memberi pemahaman kepada para sahabat tercinta. Apabila ada kata dan uraian yang salah, mohon kiranya dibukakan pintu maaf. Hal itu semata-mata adalah karena kedhoifan saya sebagai seorang hamba yang penuh dengan kekurangan. Tak lupa, pada kesempatan yang amat baik ini, saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa untuk para sahabat umat Muslim. Bulan yang teramat suci ini diharapkan bagi kita semua untuk dapat dijadikan saatnya berintropeksi, mengevaluasi diri, mengekang emosi-emosi berlebihan dan mengedepankan sikap saling menghargai. Satu bulan, bulan yang membawa berkah kepada kita semua untuk dapat meningkatkan kualitas diri. Saya berharap pula agar kita semua tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan di antara kita. Mudah-mudahan kita semua selalu dalam lindunganNya. Amin ya robbal alamiin…! Dimuat di Majalah Misteri edisi 513 05 Agus – 19 Agus 2011

Film Indonesia Kawin Kontrak (1983)



Download Film Indonesia Kawin Kontrak (1983)

Produser Sabirin Kasdani, Gope T Samtani
Sutradara Maman Firmansjah
Penulis Pitrajaya Burnama
Pemeran Siska Widowati, Sri Gudhi, Dicky Zulkarnaen, Ramli Ivar, Leila Sagita
Indri terbujuk teman sedesanya Kartina untuk mendapatkan kerja yangenak. Ternyata ia hanya dijadikan umpan dengan dalih sebagai istri kontrakan oleh MG Voyla. Tentu saja Indri menolak, bahkan berhasil membuat cacat wajah MG saat hendak diperkosa. Kejadian itu membuat Indri dimasukkan ke dalam kerangkeng, bersama wanita sekapan lainnya. Di sanalah Indri baru tahu telah terperangkap sindikat perdagangan wanita untuk dikirim ke luar negeri. Selama dalam sekapan, Indri berusaha keras untuk berontak. Kegigihan Indri membuat kagum kawan-kawan wanita senasib. Dari sanalah kemudianmuncul persatuan untuk memberontak. Saat Indri harus menjalani siksaan, terjadilah pemberontakan nekat. Dengan bantuan yang berwajib, sindikat yang cukup rapi terselubung itu terbongkar

Belajar Cinta dari "Habibie dan Ainun"

Sejak BJ Habibie dan Ainun memiliki penjelasan sama yang sangat ilmiah tentang mengapa langit berwarna biru, guru di sekolah merekasudah meramalkan, keduanya berjodoh. Habibie awalnya mengingkari, karena dianggapnya Ainun jelek, gemuk, dan berkulit coklatseperti gula jawa. Namun saat 13 tahun kemudian keduanya kembali bertemu sebagai manusia dewasa, tak dapat dipungkiri mereka langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. “Cantik sekali, gula Jawa sudah berubah jadi gula pasir,” komentar Habibie waktu itu. Mengejar mimpinya membuat pesawatdi Jerman untuk Indonesia, setelah menikah pada 12 Mei 1962 Habibie lantas memboyong Ainun melintasi benua menuju Eropa. Di sanalah mereka membangun sedikit demi sedikit mimpinya. Hidup sangat sederhana, namun keduanya tetap bertahan atas nama cinta. Demi menyambung hidup, Habibie rela bekerja rangkap hingga malam, dan tak jarang harus berjalan kaki sejauh 15 kilometer sampai alas sepatunya berlubang. Namun sesampainya di rumah, semua penderitaannya hilang karena ada Ainun yang setia menyambut. Cinta membuat pasangan itu saling menguatkan. Habibie menguatkan Ainun saat istrinya bimbang dan rindu suasana rumah, sebaliknya Ainun menguatkan Habibie saat suaminya mulai kendor berjuang menggapai mimpi. Tahun demi tahun yang susah itu akhirnya terlewati, perjuangan menggapai meraih mimpi dan kesuksesan di negeri orang, tercapai sudah. Setelah itu, fase demi fase kehidupan seakan berjalan begitu cepat. Indonesia akhirnya memanggil dan memberi ruang bagi Habibie untuk pulang, berkarya untuk negerinya. Membuat ‘truk terbang’ untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dan memajukan perekonomian bangsa. Masih dengan Ainun yang selalu mendampinginya, Habibie mewujudkan janji ‘truk terbang’-nya. Janji yang pernah ia tuturkan pada Ainun di awal perjalanan bahtera rumah tangga mereka. Dengan sabar, telaten, sekaligus kuat, Ainun mendampingi Habibie sejak dirinya mendirikan IPTN di Bandung, menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, Wakil Presiden RI, sampai menggantikan almarhum Presiden Soeharto saat kerusuhan Mei 1998. Cobaan demi cobaan, mulai dari oknumyang licik sampai ketiadaan waktu untuk keluarga, mereka hadapi bersama-sama. Sampai akhirnya, maut memisahkan keduanya. Ainun meninggal karena kanker ovarium stadium 4 pada 22 Mei 2010, setelah melewati 48 tahun pernikahan tahun dengan Habibie. Yang patut dicermati dalam film yang diangkat dari buku berjudul sama ini, adalah akting Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari yang memerankan Habibie dan Ainun. Sepanjang film, akting Reza sangat menonjol dan begitu mirip dengan karakter BJ Habibie aslinya. Cara berjalan, berbicara, tertawa, menatap, sampai gerak tangan dan semua sikapnya, langsung mengingatkan penonton pada sosok Presiden RI ke-3 itu. Karakter Reza seakan menghilang, dan ia benar-benar menjelma menjadi Habibie. Tak heran jika Habibie langsung memberinya predikat summa cumlaude karena berhasil menjadi duplikasi dirinya. “Waktu syuting, cucu saya sampai bilang, itu kok jalannya mirip Eyang. Saya saja nggak sadar kalau jalannya aneh. Karena itu saya katakan Reza lulus, summa cumlaude !” kata Habibie. Tidak jauh berbeda, BCL pun menghidupkan peran Ainun dengan sangat baik meski dirinya hanya berbekal sedikit referensi. Usai syuting,kakak almarhumah Ainun sampai mendatanginya dan mengakui BCL sangat mirip mendiang adiknya. Jadi Inspirasi Di samping kesuksesan Reza dan BCL memerankan Habibie dan Ainun, kisah cerita film ini sendiri patut direkomendasikan menjadi sebuah inspirasi. Meski hanya memuat sekelumit kisah perjalanan rumah tangga Habibie dan Ainun, penonton justru bisa belajar banyak tentang arti cinta dari situ. Saling setia, percaya, dan satu visi mengenai kehidupan, menjadi kuncinya. Bagi perempuan, sangat patut dijadikan contoh. Ia tak pernah mengeluh meski hidupnya susah, selalu mendampingi suami, bahkan rela meninggalkan profesinya sebagai dokter demi selalu berada di samping Habibie dan menjadiseorang ibu dalam keluarga. Saat Habibie mengalami banyak godaan di masa ia terjun ke politik, Ainun setia melindungi sekaligus mendampinginya. Meski dirinya mengetahui sakit kanker ovariumnya sejak lama, ia tak pernah mengatakannya pada Habibie. Sang suami baru mengetahuinya dua bulan sebelum ia meninggal. Bahkan saat sakit, saat ia hanya bersandar hidup pada alat-alat, Ainun masih mengkhawatirkan apakah sang suami masih dengan rutin meminum obatnya. Kesetiaan dan cinta sejati antara Habibie dan Ainun yang romantis sekaligus mengharukan ini, dapat Anda saksikan mulai hari ini di bioskop-bioskop Indonesia. Menonton film ini, mengajarkan kita banyak hal, tak terbatas pada cinta, melainkan juga nasionalisme dan kegigihan mengejar mimpi. VIVA.co.id

Seputar Film Habie Dan Ainun

“HABIBIE dan AINUN”. Film ini menceritakan perjalanan hidup bapak Habibie dan istrinya ibu Ainun Habibie. Sejak beliau kuliah di Jerman, sampai wafatnya istri beliau. Cerita yang diangkat dari kisah nyata yang sangat mempunya arti dari sebuah kesetiaan dan kepercayaan dalam menjalani kehidupan yang keras bersama pasangan. Sangat menguras banyak airmata karena kegigihan beliau berusahauntuk mencapai keinginan yang sudahdiimpikannya, yaitu membuat pesawatuntuk rakyat Indonesia, di samping keberhasilan beliau, beliau memilliki wanita yang hebat yang selalu setia mendampinginya di setiap kesibukan beliau. Sampai detik-detik dimana ibu Ainun didiagnose dokter kanker ovarium yang sudah menggerogoti tubuhnya, bapak Habibie yang saat itu bertugas menggantikan istrinya untuk mengurusi istrinya selayaknya ibu Ainun dulu telah merawat bapak HAbibie saat beliau sehat. Selalu berdoa dan memberika yang dibutuhkan bu Ainun, mulai dari perawatan yang terbaik, sampai perhatian yang berlebih. Tapi apa mau dikata, Tuhan berkehendak lain. Tuhanternyata lebih sayang dengan ibu Ainun, karena Tuhan tau apa yang terbaik untuk beliau. Tangis air mata karena kepergian kekasih hidup tidur untuk selamanya. Beliau masih bersikap selayaknya suami yang baik sampai lubang liang lahad tertutup penuh oleh tanah. Disini saya coba mengartikan arti dari sebuah kegigihan untuk mencapai apa yang kita impikan. Tidak lupa saya sampaikan, di balik cerita kehidupan beliau mengandung makna, bahwa di balik pria yang sukses terdapat perempuan yang hebat. Betapa hebatnya sosok ibu Ainun HAbibie yang bisa membawa bapak Habibie menjadi orang yang hebat. Karena kasih cinta belliau terhadap bapak Habibie, tak pernah beliau tunjukan marahnya di depan sang suami. Saya tau apa yang ada di benak para wanita masa sekarang ini adalah apakah masih ada sosok bapak HAbibie pada masa sekarang ini?, dan untuk para lelaki, apa masih ada sosol ibu ainun yang sedemikian sempurnanya pada masa sekarang ini?. Jawabannya, pasti ada, kalau kita mengerti arti hidup untuk mendampingi kehidupan bersama pasangan kita. Kalimat bapak HAbibie yang sangat menyentuh hati saya “ya allah, terima kasih kau telaha menciptakan ainun untukku dan aku untuk ainun”[kompasiana]

Sinopsis Habibie dan Ainun

Sutradara Faozan Rizal Produser Dhamoo Punjabi Manoj Punjabi Pemeran Reza Rahardian Bunga Citra Lestari Tio Pakusadewo Ratna Riantiarno Mike Lucock Vita Mariana Musik Andi Rianto Studio MD Pictures Distribusi MD Pictures Tanggal rilis 20 Desember 2012 Lokasi Jakarta Durasi 118 menit Negara Indonesia Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Jerman Habibie & Ainun adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 20 Desember 2012 . Film ini dibintangi oleh Reza Rahardian , Bunga Citra Lestari dan Tio Pakusadewo . Pada peluncurannya, film ini disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono , didampingi oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke-16, Ir. H. Joko Widodo , dan oleh tokoh utama film ini sendiri, Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie . Film ini diangkat dari memoir yang ditulis Habibie mengenai mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie , dalam buku Habibie dan Ainun . Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahanhatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. SedangkanAinun adalah seorang dokter mudacerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalamperjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi? 21Cineplex

Film Indonesia Montir-Montir Cantik (1984)



Download Film Indonesia Montir-Montir Cantik (1984)
Produser Sudjana Budiana
Sutradara BZ Kadaryono
Penulis BZ Kadaryono, S Budiyono
Pemeran Eva Arnaz, George Rudy, Yetti Sardjio, Enny Beatrice, Ratna Debby Ardi
Dengan latar belakang pendidikan teknik, Eva mencoba berwiraswasta dengan membuka bengkel. Ia dibantu dengan beberapa kawannya,dan ternyata tak lama kemudian usahanya cukup maju. Rudi, salah satu langganannya, tertarik akan kecantikan Eva, yang dianggap sebagai wanita berbudi baik. Gayung bersambut, Eva menerima cinta Rudi. Sayang hubungan kedua insan itu tak mendapat restu dari orang tua Rudi. Eva di mata orang tua Rudi dianggapnya terlalu rendah untuk anaknya yang calon insinyur. Karena hubungan Rudi dan Eva sudah demikian eratnya, akhirnya orang tua Rudi merestui juga

Film Indonesia Cewek-cewek Pelaut (1988)



Download Film Indonesia Cewek-cewek Pelaut (1988)
Produser Sudjana Budiana, Ang Suryadi, Hans Sebastian
Sutradara Imam Putra Piliang
Penulis BZ Kadaryono, Buce Malawau,Imam Putra Piliang
Pemeran Debby Cynthia Dewi, GeorgeRudy
Kisah tentang Wulan (Debby Cynthia Dewi), kapten sebuah kapal penumpang dengan dua anak buahnya yang juga cewek dan jadi pelaut untuk lari dari masa lalunya yang pahit. Kisah berawal waktu merapat. Wulan dijambret dan dibantu Johan (George Rudy) lalu jadikawan akrab. Anak buah Wulan yangbekas pelacur diculik oleh germonya, tapi bisa lepas. Lalu kisah suka-duka di dalam kapal yang dihadapi cewek-cewek pelaut itu.

Legenda Malin Kundang



Download Legenda Malin Kundang

Film Indonesia Sangkuriang (1982)



Download film indonesia sangkuriang

Produser Sabirin Kasdani
Sutradara Sisworo Gautama Putra
Penulis I Sukardjasman, RA Kosasih
Pemeran Suzanna, Baun Gazali, RatnoTimoer, Ryan Hidayat, Clift Sangra
Karena malas mengambil teropong benangnya yang jatuh, Dayang Sumbi mengucap: kalau ada yang membantu mengambilkan teropong, maka akan dijadikan suami. Ternyata Lengser, pegawai kerajaan, yang mengambilkan. Maka ayah Sumbi, Raja Prabangkara, yang playboy, marah ketika mendengar Sumbi hamil. Lengser jadi anjing ketika diumpat raja, Sumbi diusir ke hutan. Lahirlah Jaka Sona, yang selalu ditemani Tumang, anjing, ayahnya yang tak dikenalinya. Ketika Sumbi minta hati menjangan, Jaka mencarikan. Karena kesal tak dapat menjangan, ia takut-takuti Tumang. Panah melesat, Tumang tewas dan kembali jadi manusia. Ia paksa hatinya diambil Sangkuriang dan diserahkan pada Sumbi. Ketika tahu Tumang tewas, Sumbi marah dan mengusir Jaka, yang lalu bernaung disebuah gua.
Di sinilah ia mendengar suara gaib, bertapa sembilan tahun, mendapat kesaktian dan berubah jadi Sangkuriang. Ia lalu turun gunung membantu rakyat yang ditindas Prabangkara yang sebenarnya kakeknya sendiri. Ibunya hanya ditemui kuburannya dan Sangkuriang harus berhadapan dengan raja dan para prajuritnya. Waktu menghindar dari kejaran para prajurit, ia bertemu dengan wanita yang mengaku bernama Larasati, yang mirip Sumbi. Mereka saling jatuh cinta, tapi lalu Larasati alias Sumbi yang menyamar untuk menghindar dari pencarian ayahnya, mengenali Sangkuriang itu anaknya dari bekas luka di kepalanya. Dikatakanlah siapa dirinya sebenarnya, tapi Sangkuriang tak mau tahu, karena Sumbi tak mau mengatakan siapa ayahnya ketika didesak. Maka ketika Sangkuriang tetap mendesak untuk kawin, Sumbi memberi syarat: membendung Citarum, membuat danau, membangun perahu. Syarat dipenuhi, bahkan sambil berduel dengan Prabangkara di tengah usahanya itu. Prabangkara tewas. Usaha penyadaran Sumbi tetap tak berhasil. Sangkuriang tetap ngotot mengajak kawin. Ketika Sumbi hendakminta hati menjangan, Jaka mencarikan. Karena kesal tak dapat menjangan, ia takut-takuti Tumang. Panah melesat, Tumang tewas dan kembali jadi manusia. Ia paksa hatinya diambil Sangkuriang dan diserahkan pada Sumbi. Ketika tahu Tumang tewas, Sumbi marah dan mengusir Jaka, yang lalu bernaung disebuah gua.
Di sinilah ia mendengar suara gaib, bertapa sembilan tahun, mendapat kesaktian dan berubah jadi Sangkuriang. Ia lalu turun gunung membantu rakyat yang ditindas Prabangkara yang sebenarnya kakeknya sendiri. Ibunya hanya ditemui kuburannya dan Sangkuriang harus berhadapan dengan raja dan para prajuritnya. Waktu menghindar dari kejaran para prajurit, ia bertemu dengan wanita yang mengaku bernama Larasati, yang mirip Sumbi. Mereka saling jatuh cinta, tapi lalu Larasati alias Sumbi yang menyamar untuk menghindar dari pencarian ayahnya, mengenali Sangkuriang itu anaknya dari bekas luka di kepalanya. Dikatakanlah siapa dirinya sebenarnya, tapi Sangkuriang tak mau tahu, karena Sumbi tak mau mengatakan siapa ayahnya ketika didesak. Maka ketika Sangkuriang tetap mendesak untuk kawin, Sumbi memberi syarat: membendung Citarum, membuat danau, membangun perahu. Syarat dipenuhi, bahkan sambil berduel dengan Prabangkara di tengah usahanya itu. Prabangkara tewas. Usaha penyadaran Sumbi tetap tak berhasil. Sangkuriang tetap ngotot mengajak kawin. Ketika Sumbi hendak dicium, tiba-tiba berubah jadibunga. Sangkuriang menyesal. Perahu yang sudah jadi ditendang dan jadi gunung Tangkuban Perahu.
Catatan
Cerita rakyat Sunda. Film terlaris III diJakarta, 1983, dengan 329.779 penonton, menurut data Perfin. Bandingkan dengan Tangkuban Perahu (1982)

GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat , Indonesia . Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung , dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter . Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur , mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang , mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang . Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 o C pada siang hari dan 2 o C pada malam hari. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit , hutan DipterokarpAtas , hutan Montane , dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung . Legenda rakyat setempat Artikel utama untuk bagian ini adalah: Legenda Sangkuriang Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang , yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu. Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia . Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kasawan Ciater , Subang . Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusangunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania , Afrika . Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu. ↑Kembali Ke Bagian Sebelumnya Aksesibilitas Rute jalan untuk sampai di kawasan obyek wisata Gunung Tangkuban perahu adalah melewati pintu tol Pasteur, dilanjutkan ke Jl. Dr. Djunjunan - lanjut ke Pasirkaliki - melewati Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu sampai ke lokasi Tangkubanparahu (Gerbang Atas).